BAB
II
POKOK
BAHASAN
A.
Pengertian
Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses
aktivitas yang dilakukan secara tertata dan teratur, berjalan secara logis dan
sistematis mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya. Setiap
kegiatan pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari guru secara
sebelah pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang
dikemas dalam suatu kurikulum.
Kurikulum sebagai program pendidikan, masih
bersifat umum dan sangat ideal.Untuk merealisasikan dalam bentuk kegiatan yang
lebih operasional yaitu dalam pembelajaran, terlebih dahulu guru harus memahami
tuntutan kurikulum, kemudian secara praktis dijabarkan kedalam bentuk
perencanaan pembelajaran untuk dijadikan pedoman operasional pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan oleh Nana
dan Sukirman (2008).Dengan demikian
Perencanaan
pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan pengembangan dari
kurikulum.Dalam membuat perencanaan pembelajaran, tentu saja guru selain
mengacu pada tuntutan kurikulum, juga harus mempertimbangkan situasi dan
kondisi serta potensi yang ada di sekolah masing-masing. Hal ini tentu saja
akan berimplikasi pada model atau isi perencanaan pembelajaran yang
dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan dengan kondisi nyata yang dihadapi
setiap sekolah.
Perencanaan sebagai
program pembelajaran memiliki beberapa pengertian yang memiliki makna yang sama
yaitu suatu proses mengelola, mengatur dan merumuskan unsur-unsur pembelajaran
seperti merumuskan tujuan, materi atau isi, metode pembelajaran dan merumuskan
evaluasi pembelajaran.
Selain itu, berkenaan dengan perencanaan William H.
Newman dalam bukunya Administrative
Action Techniques of Organization and Management mengemukakan bahwa:
Perencanaan
adalah menentukan apa yang akan dilakukan .Perencanaan mengandung
rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan,
penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan proedur
tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.
Sedangkan
menurut asumsi Terry (Majid, 2006:16) ia menyatakan bahwa ‘perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
kelompok untuk dapat mencapai tujuan yang telah digariskan.’Perencanaan
mencakup kegiatan pengambilan keputusan.Untuk itu diperlukan kemampuan untuk
mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola tindakan
untuk masa mendatang.
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan
peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran
adalah suatu cara bagaimana menyiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Dalam
konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan
materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode
pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada
saat tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Seperti yang
diungkapkan oleh Banghart dan Trull (Hernawan, 2007) bahwa:
“Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.”
Pembelajaran
memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa. Itulah sebabnya siswa tidak hanya berinteraksi dengan
guru, tetapi memungkin berinteraksi dengan semua sumber belajar yang dipakai
untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu pembelajran
memusatkan pada bagaimana membelajarkan siswa dan bukan pada apa yang
dipelajari siswa. Adapaun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa
merupakan bidang kajian dari kurikulum yakni mengenai apa isi dari pembelajran
yang harus dipelajari siswa agar tercapai tujuan tersebut.
Maka dapat ditarik benang merah
bahwa perencanaan pembelajaran merupakan proses yang diatur sedemikian rupa
menurut langkah-langkah tertentu baik berupa penyusunan materi pengajaran, penggunaan
media, maupun model pembelajaran lainnya yang dimaksudkan agar pelaksanaannya
berjalan optimal.
B.
Rasionalisasi
Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Perlunya perencanaan pembelajaran agar dapat
dicapai perbaikan pembelajaran, upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan
dengan asumsi sebagai berikut:
1. Untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran
yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
dapat dijadikan titik awal dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini
dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran, tahapan yang akan dilakukan oleh
guru atau dosen dalam belajar telah terancang dengan baik, mulai dari
mengadakan analisis dan tujuan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan evaluasi
yang tujuannya untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2.
Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem.
Hal ini disadari bahwa dengan pendekatan sistem, akan memberikan peluang yang
lebih besar dalam mengintegrasikan semua variabel yang mempengaruhi belajar,
termasuk keterkaitan antar variabel pengajaran yakni variabel kondisi
pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil pembelajaran.
3.
Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang
belajar. Rancangan pembelajaran biasanya dibuat berdasarkan pendekatan
perancangnya.Apakah bersifat intuitif atau bersifat ilmiah.Jika bersifat
intuitif, rancngan pembelajaran tersebut banyak diwarnai oleh kehendak
perancangnya.Akan tetapi, jika dibuat berdasarkan pendekatan ilmiah rancangan
pembelajaran tersebut diwarnai oleh berbagai teori yang dikemukakan oleh para
ilmuan pembelajaran.
4.
Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara
perorangan.Seseorang belajar memiliki potensi yang perlu dikembangkan. Tindakan
tahu perilaku belajar dapat ditata atau dipengaruhi, tetapi tidakan atau
perilaku belajar itu akan tetap berjalan sesuai dengan karakteristik siswa.
Siswa yang lambat dalam berfikir, tidak mungkin dapat dipaksa segera bertindak
secara cepat. Sebaliknya siswa yang mempunyai kemampuan berfikir tinggi tidak
mungkin dipaksa bertindak secara lambat.dalam hal ini jika perencanaan
pembelajaran tidak diacukan pada individu yang belajar seperti ini, maka besar
kemungkinan bahwa siswa yang lambat belajar akan makin tertinggal, dan yang
cepat berfikir makin maju pembelajarannya.
5.
Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dan tujuan pengiring dari pembelajaran.
Hasil pembelajaran mencakup hasil lngsung dan hasil
tak langsung. Perancangan pembelajaran perlu memilih hasil pembelajaran yang
langsung dapat terukur setelah setelah selesai pelaksanaan pembelajaran, dan
hasil pembelajaran yang dapat terukur setelah melaluui keseluruhan proses
pembelajaran, atau hasil pengiring. Perancang pembelajaran seringkali merasa
kecewa dengan hasil nyata yang dicapaiinya karena ada sejumlah hasil yang tidak
segera bisa diamati setelah pembelajaran berakhir terutama hasil pembelajaran
yang termasuk pada ranah sikap.Padahal ketercapaian ranah sikap biasanya
terbentuk setelah secara kumulatif dan dalam waktu relatif lama terintegrasi
keseluruhan hasil langsung pembelajaran.
6.
Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa
untuk belajar. Sebagaimana disebutkan diatas, pembelajaran adalah upaya
membelajarkan siswa dan perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya
tersebut agar muncul perilaku belajar. Dalam kondisi yang ditata dengan baik,
strategi yang direncanakan akan memberikan peluang dicapainya hasil pembelajaran.
Disamping itu, peran guru sebagai sumber belajar telah diatur secara terencana,
pelaksanaan evaluasi baik formatif maupun sumatif telah terencana, memberikan
kemudahan siswa untuk belajar.Dengan desain pembelajaran, setiap kegiatan yang
dilakukan guru telah terencana, dan guru dapat dengan mudah melakukan kegiatan
pembelajaran.Jika hal ini dilakukan dengan baik, sudah tentu sasaran akhir dari
pembelajaran adalah terjadinya kemudahan belajar siswa dapat dicapai.
7.
Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang
dirasa tutut mempengaruhi belajar.Ada tiga variabel pembelajaran yang perlu
dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran.Ketiga variabel tersebut adalah
variabel kondisi, metode, dan variabel hasil pembelajaran.
8.
Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode pembelajaran
yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
C. Tujuan dan Fungsi Perencanaan
Pembelajaran
1. Tujuan Perencanaan Pembelajaran
Secara garis
besar, perencanaan pembelajaran
bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh
Sagala (2003) bahwa: “Tujuan perencanaan
bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental, tetapi juga mengembangkan
sikap yang positif terhadap program pembelajaran, meneliti dan menemukan
pemecahan masalah pembelajaran.”
Secara ideal
tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan materi
ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran, menyampaikan
kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokasi waktu yang tersedia dan
membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan”.
Berdasarkan
pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa tujuan perencanaan itu memungkinkan
guru memilih metode mana yang
sesuai sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang
telah dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metoda berarti menentukan jenis
proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan. Hal ini juga sekaligus mengarahkan bagaimana guru
mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah
dipilihnya. Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan
dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembelajaran itu benar-benar dapat
mencapai tujuan sebagaiman yang tertuang dalam kurikulum.
2.
Fungsi
Perencanaan Pembelajaran
Disamping pendapat tentang tujuan
perencanaan pembelajaran di atas, terdapat juga beberapa fungsi perencanaan
pembelajaran, yaitu :
a. Fungsi
kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat
memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada
sehingga akan dapat meningkatkan dan memperbaiki program.
b. Fungsi
Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya
kelemahan dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut
akan dapat dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan secara
sistematis dan direncanakan dan diprogram secara utuh.
c. Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang
dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga
berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
d. Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap
orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak
eksternal seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang
baik mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
e. Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan
apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program
yang telah disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat
menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi, dan menggambarkan hasil
yang akan diperoleh.
f. Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu
yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung
jam pelajaran efektif.
g. Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk
manusia yang utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja,
tetapi juga dalam sikap dan keterampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar
dapat dilakukan secara seimbang.
h. Fungsi kontrol dan evaluatif
Mengontrol
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat
ditentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan
dipahami, sehingga akan dapat memberikan balikan kepada guru dalam
mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.
Selain yang di jabarkan di atas, Oemar Hamalik
(2001) mengemukakan bahwa pada garis besarnya perencanaan pembelajaran
berfungsi sebagai berikut:
a. Memberi guru
pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya
dengan pembelajaran yang dilakssiswaan untuk mencapai tujuan itu.
b. Membantu
guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap
pencapaian tujuan pendidikan.
c. Menambah
keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan prosedur yang
dipergunakan.
d. Membantu
guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat-- minat siswa, dan
mendorong motivasi belajar.
e. Mengurangi
kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan
adanya organisasi yang baik dan metoda yang tepat.
f. Membantu
guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up
to date kepada siswa.
Berdasarkan
seluruh uraian di atas, maka secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari
sebuah perencanaan pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru,
serta mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran..
D. Cakupan dan Ruang Lingkup
Perencanaan Pembelajaran
Secara umum ruang lingkup rencana
pembelajaran meliputi:
1.Program
pengajaran
Program pengajaran adalah salah satu isi dari paket instruksi, program
pengajaran dibuat dengan tujuan agar dalam proses pembelajaran terarah dan
sistematis tidak menyimpang dari pokok-pokok materi yang akan disampaikan,
sehingga tercapainya tujuan dari sasaran pendidikan khususnya dalam penyampaian
materi.
2.Proses pelaksanaan
pembelajaran
Proses pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu kegiatan intraksi antara
guru dan murid dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar
( dimyati dan mudjiono, 2006 : 3 ). Proses pembelajaran juga diartikan sebagai
suatu proses terjadinya intraksi antara pelajar, pengajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran, yang berlangsung dalam suatu lokasi tertentu dalam jangka
satuan waktu tertentu pula ( hamalik, 2006 : 162 ).
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut di atas maka dapat disimpulkan
bahwa proses pembelajaran sebagai suatu proses intraksi antara guru dan murid
dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu
tertentu.
Proses pembelajaran berlangsung dalam suasana tertentu yakni situasi
belajar mengajar. Dalm situasi ini, terdapat faktor-faktor yang saling
berhubungan yaitu ; tujuan pembelajaran, siswa yang belajar, guru yang
mengajar, bahan yang diajarkan, metode pembelajaran, alat bantu mengajar,
prosedur penilaian, dan situasi pengajaran.Dalam proses pengajaran tersebut,
semua faktor bergerak secara dinamis dalam suatu rangkaian yang terarah dalam
rangka membawa para siswa/peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran.
Tapi karena pelaksanaan pembelajaran itu tentu saja sangat spesifik
dipengaruhi oleh berbagai hal :
·
Siapa yang belajar
·
Apa yang dipelajari
·
Dimana dia belajar
·
Pesan-pesan apa yang diamanatkan
kurikulum
·
Siapa yang mengajarnya
Semua faktor-faktor di atas akan mempengaruhi
pelaksanaan pembelajaran secara detail. Untuk menganalisis detail pelaksanaan
pembelajaran harus diperhatikan :
· Materi bahan ajar
· Pola pembelajaran
· Model desain instruksional / pembelajaran
3.Hasil belajar yang dicapai
Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan
perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar. Tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif
dan psikomotorik.Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan
menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat
dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar.Tingkat perkembangan mental tersebut
terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.Sedangkan
dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.
Hasil juga bisa diartikan adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan
dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses
belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru.Hasil
belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak
tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa
Dalam perencanaan
pembelajaran tentu hal itu memiliki ruang lingkup. Secara umum ruang lingkup
rencana pembelajaran meliputi: Program pengajaran, proses pelaksanaan
pengajaran dan hasil belajar yang akan dicapai.
perlu referensi🙏
BalasHapus