BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep Dasar Pembelajaran
Dalam memaknai konsep maka akan berhubungan dengan teori,
sedangkan teori akan berkaitan dengan sesuatu hal yang dipandang secara ilmiah.
Jika teori berhubungan dengan konsep maka dalam uraian tentang konsep dasar
pembelajaran akan tertuju pada landasan ilmiah pembelajaran. Dalam belajar
ada yang dinamakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu
upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk mengajarkan pada
siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya ikut berperan penting dalam proses
pembentukan mental emosional siswa tersebut sehingga kemajuan belajar dapat dicapai
dalam proses pembelajaran.
Setelah mengalami proses pembelajaran ada yang dinamakan hasil belajar
sebagai suatu yang ditentukan oleh usaha sesorang dalam melaksanakan kegiatan
belajar. Pada dasarnya, hasil belajar ini ditandai dengan adanya perubahan
tingkah laku secara keseluruhan baik yang meliputi segi kognitif, afektif,
maupun psikomotorik. Dan hasil belajar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
dalam mencapai tujuannya baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Dalam proses pembelajaran harus ada hal yang dapat dijadikan sebagai
motivasi atau dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
B.
Konsep
Dasar Penyusunan Langkah Pembelajaran
Langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran
adalah sebagai berikut.
1. Merumuskan
tujuan khusus
Dalam merancang
pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru adalah merumuskan tujuan
pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para
pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan tujuan umum pembelajaran
(SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang lebih spesifik
dan mudah terukur.
Rumusan tujuan
pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3 aspek penting yaitu domain
kognitf, afektif, dan psikomotorik.
a. Domain kognitif
Pada domain
kognitif, tujuan pembelajaran berkaitan dengan aspek intelektual siswa, melalui
penguasaan pengetahuan dan informasi mengenai data dan fakta, konsep,
generalisasi, dan prinsip. Semakin kuat seseorang dalam menguasai
pengetahuan dan informasi, maka semakin mudah seseorang dalam melaksanakan
aktivitas belajar.
b.
Domain afektif
Domain
afektif adalah domain yang berhubungan dengan penerimaan dan apresiasi
seseorang terhadap suatu hal dan perkembagan mental yang ada dalam diri
seseorang.Mencakup watak
perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.Beberapa pakar
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang
telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar
afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
c.
Domain
psikomotor
Domain
psikomotor adalah domain yang menggambarkan kemampuan dan keterampilan
seseorang yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau performance yang berupa keteerampilan
fisik dan ketrampilan non fisik. Keterampilan fisik adalah keterampilan
seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan menggunakan otot, sedangkan keterampilan
nonfisik adalah keterampilan seseorang dalam menggunakan otak sebagai alat
utama dalam mengerjakan dan memecahkan suatu permasalahan.
2. Memilih
pengalaman belajar
Belajar bukan
hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman,
sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan kegiatan tertentu,
mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada kalanya proses pembelajaran juga
dilakukan dengan simulasi dan dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak
hanya sekedar untuk mengingat, tapi juga
menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan dengan perkembangan mental dan
emosi siswa. Ada kalanya siswa juga diberi kesempatan untuk belajar secara
berkelompok yang memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi
dengan orang lain.
3. Menentukan
kegiatan belajar mengajar
Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada
dasarnya dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan
individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan
menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa
belajar secara berkelompok baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
Pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara
mandiri melalui bahan ajar yang dirancang demikian sehingga siswa dapat belajar
menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.
4. Menentukan
orang yang terlibat dalam proses pembelajaran
Orang-orang
yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan berperan sebagai sumber
belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga profesional. Peran guru dalam
proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru dapat
melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus memiliki
kemampuan untuk berbicara dan berkomunikasi dengan menggunakan berbagai media.
Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang
memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk
dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh
semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
5. Memilih bahan
dan alat
Penentuan bahan
dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. keberagaman
kemampuan intelektual siswa
b. jumlah dan
keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa
c. tipe-tipe media
yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d. berbagai
alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
e. bahan dan alat
yang dapat dimanfaatkan
f. fasilitas fisik
yang tersedia
6. Ketersediaan
fasilitas fisik
Fasilitas fisik
merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses
pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media,
laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama menggunakan bahan
pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya dan kesemuanya
itu dapat digunakan melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan
secara profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.
7. Perencanaan
evaluasi dan pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor
penting dalam perencanaan pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat
dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai
tujuan pembelajaran.
C.
Kriteria
Penyusunan Langkah Pembelajaran
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun langkah– langkah pembelajaran:
a. Mengidentifikasi faktor pendukung
dan penghambat
b. Ketersediaan sumber belajar.
c. Merumuskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
d. Memilih dan menetapkan isi dan
muatan (bahan ajar)
e. Merencanakan dan memperkirakan
kebutuhan waktu yang sesuai.
Ada 4
Unsur Terpenting Dalam Proses Perencanaan Pengajaran. Ke empatnya dapat diwujudkan
dengan jawaban terhadap berbagai pertanyaan ini:
a. Untuk siapa program ini dirancang? (siswa, mahasisiwa, atau
peserta).
b. Kemempuan apa yang anda inginkan untuk dipelajari? (tujuan)
c. Bagaimana materi pelajaran atau keterampilan dapat
dipelajari dengan baik? (metode dan kegiatan belajar mengajar).
d. Bagaimana anda menentukan tingkat penguasaan pelajaran yang
sudah dicapai ? (tata cara evaluasi).
Keempat unsur dasar ini – siswa,
tujuan, metode, dan evaluasi- merupakan
kerangka acuan untuk perencanaan pengajaran bersistem. Keempat unsut ini saling
keterkaitan dan dapat diaggap sebagai rencana perancangan pengajaran menyeluruh.Dalam
kenyataannya, ada beberapa komponen tambahan yang perlu mendapat perhatian dan
yang membentuk suatu model rancangan pengajaran menjadi lengkap bila dipadukan
dengan keempat unusur dasar tersebut.
Sanjaya
(2013: 37-40) menyatakan bahwa,
ada beberapa nilai perencanaan yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan
perencanaan diantaranya:
Dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai
signifikansi artinnya adalah bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna
agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efesien.
b Relevan
Artinya sesuai.Nilai relevansi dalam
perencanaan adalah bahwa perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian
baik internal maupun eksternal.Kesesuaian internal adalah perencanaan
pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.Sedangkan kesesuaian
eksternal mengandung arti bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun harus
sesuai dengan kebutuhan siswa.
c Kepastian
Nilai kepastian bermakna bahwa dalam
perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
proses pembelajaran, tidak lagi memuat alternatif alternatif yang bisa diplih
akan tetapi berisi langkah langkah pasti yang dapat dilakukan secara
sistematis.
d Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran hendaknya disusun
hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku.Misalnya, perencanaan pembelajaran
ini dapat diimplementasikan manakala memilki syarat syarat tertetntu, manakala
syarat tersebut tidak dipenuhi maka perencanaan pembelajaran tidak dapat
digunakan.Sebaiknya perencanaan pembelajaran disusun untuk dapat
diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi.
e Kesederhanaan
Perencanaan pembelajaran harus bersifat
sederhana artiny mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Perencanaan
yang rumit dan sulit untuk diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai
pedoman untuk guru dalam pengelolaan pembelajaran.
f Prediktif
Perencanaan pembelajaran yang baik harus
memiliki daya ramal yang kuat, artinya perencanaan dapat menggambarkan “ apa
yang akan terjadi, seandainya “. Daya ramal ini sangat penting untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi, dengan demikian akan
mudah bagi guru untuk mengantisipasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar