Senin, 08 Mei 2017

Mengkaji Tentang Penyusunan Langkah-Langkah Pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Konsep Dasar Pembelajaran

Dalam memaknai konsep maka akan berhubungan dengan teori, sedangkan teori akan berkaitan dengan sesuatu hal yang dipandang secara ilmiah. Jika teori berhubungan dengan konsep maka dalam uraian tentang konsep dasar pembelajaran akan tertuju pada landasan ilmiah pembelajaran. Dalam belajar ada yang dinamakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk mengajarkan pada siswa. Oleh karena itu, guru hendaknya ikut berperan penting dalam proses pembentukan mental emosional siswa tersebut sehingga kemajuan belajar dapat dicapai dalam proses pembelajaran.

Setelah mengalami proses pembelajaran ada yang dinamakan hasil belajar sebagai suatu yang ditentukan oleh usaha sesorang dalam melaksanakan kegiatan belajar. Pada dasarnya, hasil belajar ini ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang meliputi segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dan hasil belajar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam  mencapai tujuannya baik  faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam proses pembelajaran harus ada hal yang dapat dijadikan sebagai motivasi atau dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


B.       Konsep Dasar Penyusunan Langkah Pembelajaran
Langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.

1.   Merumuskan tujuan khusus

Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan tujuan umum pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang lebih spesifik dan mudah terukur.

Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3 aspek penting yaitu domain kognitf, afektif, dan psikomotorik.

a.       Domain kognitif
                             Pada domain kognitif, tujuan pembelajaran berkaitan dengan aspek intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi mengenai data dan fakta, konsep, generalisasi, dan prinsip. Semakin kuat seseorang dalam menguasai pengetahuan dan informasi, maka semakin mudah seseorang dalam melaksanakan aktivitas belajar.

b.      Domain afektif
                             Domain afektif adalah domain yang berhubungan dengan penerimaan dan apresiasi seseorang terhadap suatu hal dan perkembagan mental yang ada dalam diri seseorang.Mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.

c.       Domain psikomotor
                             Domain psikomotor adalah domain yang menggambarkan kemampuan dan keterampilan seseorang yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau performance yang berupa keteerampilan fisik dan ketrampilan non fisik. Keterampilan fisik adalah keterampilan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan menggunakan otot, sedangkan keterampilan nonfisik adalah keterampilan seseorang dalam menggunakan otak sebagai alat utama dalam mengerjakan dan memecahkan suatu permasalahan.
2.       Memilih pengalaman belajar

Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada kalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi dan dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya  sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain.

3.   Menentukan kegiatan belajar mengajar

Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara berkelompok baik kelompok besar maupun kelompok kecil. Pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan ajar yang dirancang demikian sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.

4.   Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran

Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus memiliki kemampuan untuk berbicara dan berkomunikasi dengan menggunakan berbagai media. Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

5.   Memilih bahan dan alat

Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.       keberagaman kemampuan intelektual siswa
b.      jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa
c.       tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d.      berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
e.       bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
f.       fasilitas fisik yang tersedia


6.   Ketersediaan fasilitas fisik

Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.

7.   Perencanaan evaluasi dan pengembangan

Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

C.    Kriteria Penyusunan Langkah Pembelajaran

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun langkah– langkah pembelajaran:

a.    Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat
b.    Ketersediaan sumber belajar.
c.    Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
d.   Memilih dan menetapkan isi dan muatan (bahan ajar)
e.    Merencanakan dan memperkirakan kebutuhan waktu yang sesuai.

Ada 4 Unsur Terpenting Dalam Proses Perencanaan Pengajaran. Ke empatnya dapat diwujudkan dengan jawaban terhadap berbagai pertanyaan ini:

a.    Untuk siapa program ini dirancang? (siswa, mahasisiwa, atau peserta).
b.    Kemempuan apa yang anda inginkan untuk dipelajari? (tujuan)
c.    Bagaimana materi pelajaran atau keterampilan dapat dipelajari dengan baik? (metode dan kegiatan belajar mengajar).
d.   Bagaimana anda menentukan tingkat penguasaan pelajaran yang sudah dicapai ? (tata cara evaluasi).

Keempat unsur dasar ini – siswa, tujuan, metode, dan evaluasi-  merupakan kerangka acuan untuk perencanaan pengajaran bersistem. Keempat unsut ini saling keterkaitan dan dapat diaggap sebagai rencana perancangan pengajaran menyeluruh.Dalam kenyataannya, ada beberapa komponen tambahan yang perlu mendapat perhatian dan yang membentuk suatu model rancangan pengajaran menjadi lengkap bila dipadukan dengan keempat unusur dasar tersebut.

Sanjaya (2013: 37-40) menyatakan bahwa, ada beberapa nilai perencanaan yang dapat dijadikan sebagai kriteria penyusunan perencanaan diantaranya:

a         Signifikansi
Dapat diartikan sebagai kebermaknaan. Nilai signifikansi artinnya adalah bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efesien.

b        Relevan
Artinya sesuai.Nilai relevansi dalam perencanaan adalah bahwa perencanaan yang kita susun memiliki nilai kesesuaian baik internal maupun eksternal.Kesesuaian internal adalah perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.Sedangkan kesesuaian eksternal mengandung arti bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan siswa.

c         Kepastian
Nilai kepastian bermakna bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman dalam penyelenggaraan proses pembelajaran, tidak lagi memuat alternatif alternatif yang bisa diplih akan tetapi berisi langkah langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis.

d        Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran hendaknya disusun hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku.Misalnya, perencanaan pembelajaran ini dapat diimplementasikan manakala memilki syarat syarat tertetntu, manakala syarat tersebut tidak dipenuhi maka perencanaan pembelajaran tidak dapat digunakan.Sebaiknya perencanaan pembelajaran disusun untuk dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi.

e         Kesederhanaan
Perencanaan pembelajaran harus bersifat sederhana artiny mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan. Perencanaan yang rumit dan sulit untuk diimplementasikan tidak akan berfungsi sebagai pedoman untuk guru dalam pengelolaan pembelajaran.

f         Prediktif

Perencanaan pembelajaran yang baik harus memiliki daya ramal yang kuat, artinya perencanaan dapat menggambarkan “ apa yang akan terjadi, seandainya “. Daya ramal ini sangat penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi, dengan demikian akan mudah bagi guru untuk mengantisipasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar