TEORI
ASOSIASIONISTIK
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Belajar Dan Pembelajaran
Dosen Pembimbing: DR.H. JARKAWI
Annisa Aprilia
Al-Rasyid : 15.21.0131
Dwita Darmawati : 15.21.0092
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISKA Muhammad Arysad Al - Banjary
Jl. Adhiyaksa No. 2 Kayu Tangi
Banjarmasin 70123
Email : Anisa.prilia27@gmail.com
Dwitadarmaaa@gmail.com
Abstrak
Pada hakikatnya setiap
manusia di bumi ini memiliki perbedaan individual seperti perbedaan latar
belakang, perbedaan kecerdasan akademis atau intelektual, perbedaan emosional
dan perbedaan psikologis, maka pendidik harus mengerti pendekatan dan strategi pembelajaran
apa yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar agar peserta didik
dapat memahami materi yang diajarkan, sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang sesuai standar. Dengan mengetahui strategi yang tepat untuk
mengajar maka pengajar juga harus mengerti tentang metode pembelajaran dan
bagaimana pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk suatu materi yang akan
di ajarkan agar siswa memahami dengan baik.
Metode
pembelajaran adalah bagian dari strategi, merupakan cara dalam menyajikan
(menguraikan, memberi contoh, memberi latihan) isi pelajaran untuk mencapai
tujuan tertentu. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi
tahapan-tahapan tertentu yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
Adapun
metode yang kami lakukan untuk mendapat fakta lapangan adalah metode penelitian
kualitatif, yang mana narasumber kami adalah guru pelajaran bahasa inggris dan
guru pelajaran kimia dari SMA NEGERI 1 Banjarbaru.Dan metode yang saya gunakan
dalam penulisan makalah ini adalah metode library research.
Kata
kunci:
Pendekatan Pembelajaran, Strategi
Pembelajaran,
Metode Pembelajaran dan
Teori-teori Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Banyak negara yang mengakui bahwa
persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan
bahwa pendidikan merupakan salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa
yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan
dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu
bangsa. Dengan menerapkan belajar yang disiplin dan kerja keras agar
terwujudnya negara yang maju.
Belajar adalah proses atau usaha
yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakubaik
dalam benruk pengetahuan,keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif
sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari.Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.Sebagai
tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.Berbicara mengenai proses pembelajarn itu sendiri,tentu
erat kaitannya dengan teori
pembelajaran.
Secara luas teori belajar selalu
dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun juga
membicarakan sosok manusia. Ini dapat di artikan bahwa ada beberapa ranah yang
harus mendapat perhatian, ranah afektif dan ranah psikomotor. Oleh karenanya agar
lebih dekat dengan maksud psikologi belajar, sangat perlu sekiranya mempelajari
lebih dalam mengenai psikologi belajar ini, baik itu mengenai hakikat psikologi
belajarnya, peranan dan aspek-aspek atau ruang lingkup kajian psikologi
belajar. Hal ini, diharapkan mampu menjadi penopang yang kokoh dalam memahami
bahasan psikolgi belajar selanjutnya.
Akan tetapi manusia sebagai makhluk
yang berpikir, berbeda dengan binatang. Ivan Petrovich Pavlov, ahli psikologi
Rusia berpengalaman dalam melakukakan serangkaian percobaan. Dalam percobaan
itu ia melatih anjingnya untuk mengeluarkan air liur karena stimulus yang
dikaitkan dengan makanan. Proses belajar ini terdiri atas pembentukan asosiasi
(pembentukan hubungan antara gagasan, ingatan atau kegiatan panca indera)
dengan makanan. Proses belajar yang di gambarkan seperti itu menurut Pavlov
terdiri atas pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon refleksif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud strategi belajar ?
2. Apa saja metode
dalam pembelajaran ?
3. Apa sajakah
masalah-masalah dalam belajar ?
4. Apa sajakah
teori-teori dalam pembelajaran ?
5. Bagaimana
penerapan teori-teori pembelajaran ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui
tentang strategi belajar
2. Untuk memahami
metode pembelajaran
3. Untuk mengetahui
cara mengatasi masalah-masalah belajar
4. Agar mengerti
bagaimana menerapkan teori-teori belajar yang benar
BAB
II
METODE
Dalam pembuatan makalah
ini kami menggunakan metode penelitian kualitatif (wawancara) dan metode
kepustakaan (library research). Dalam sebuah penelitian metode kualitatif
berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun
memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas. Pada penelitian kualitatif
dilakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian
ini lebih menekankan makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan
jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi , untuk
memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan
kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
Wawancara
merupakan alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh
sebelumnya. Wawancara adalah proses keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara Tanya jawab bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang
yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara
Adapun metode library research yang mana penulis
menggunakan buku-buku dari perpustakaan sebagai bahan referensi dimana penulis
mencari literatur yang sesuai dengan materi yang di kupas dalam makalah ini.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
Ivan Pavlov
Mula-mula teori conditioning
ini dikembangkan oleh Plavov (1927) denagn melakukan percobaan terhadap anjing. Pada saat seekor anjing diberi makanan dan lampu,
keluarlah respon anjing itu berupa keluarnya air liur. Demikian juga jika dalam
pemberian makanan tersebut disertai dengan bel, air liur anjing juga keluar.
Berkali-kali dilakukan perlakuan serupa, maka pada saat hanya bel atau lampu
yang diberikan, anjing tersebut juga mengeluarkan air liur. Makanan yang
diberikan oleh Pavlov disebut perangsang tak bersyarat (unconditioned stimulus),
bersyarat (conditioned stimulus). - (Teori Belajar dan Pembelajaran, 2015)
Edwin Guthrie
Menurut Guthrie, stimulus tidak harus berbentuk kebutuhan biologis, karna
hubungan antara stimulus dan respon cenderung bersifat sementara. Karena itu,
diperlukan pemberian stimulus yang sering, agar hubungan itu menjadi lebih
langgeng. Suatu respon akan lebih kuat dan menjadi kebiasaan bila respon
tersebut berhubungan dengan berbagai macam stimulus. Setiap situasi belajar
merupakan gabungan berbagai stimulus dan respon. Dalam situasi tertentu, banyak
stimulus ynang berasosiasi dengan banyak respon. Asosiasi tersebut bisa jadi
benar, namun dapat juga salah. Guthrie termasuk mempercayai bahwa hukuman
memegang peran penting dalam prose belajar, sebab jika diberikan pada saat yang
tepat akan mampu merubah kebiasaan seseorang. - (Teori Belajar dan
Pembelajaran, 2015)
Thorndike
Menurut Thorndike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba-coba (trial adn error). Mencoba-coba dilakukan
bila seseorang tidak tahu bagaimana harus memberikan respons atas sesuatu,
kemungkinan akan ditemukan respons yang tepat berkaitan dengan masalah yang
dihadapannya. - (Teori Belajar dan Pembelajaran, 2015)
DALIL
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا
يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖوَإِذَاقِيلَ انْشُزُوافَانْشُزُوا يَرْفَعِ الله الذِيْنَ امَنُوا مِنـْكُمْ وَالّذِيْنَ اُوتُو
الْعِلْمَ دَرَجَـتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْـمَلُـوْنَ خَـبِيْـر
Artinya :
"Wahai orang-orang yang
beriman!Apabila dikatakan kepadamu,"Berilah kelapangan didalam majelis,
maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang
berilmu beberapa derajat". Q.S Al-Mujadalah ayat 11
عْنْ
اَنَسٍ اِبْنُ مَالِكٍ قَلَ قَالَ رَسُوْل الله صلى الله عليه وسلـم طَلَبُ
الْعِلْم فَرْيْضَةً عَلى كُلّ مُسْلِمٍ ووضِعً العِلْمِ عِنْدَ غَيْرُأهْلِهِ
كَمُقِلِّدِ الْخَنَا زِيْرِ لْجَوْهَرَولَلؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ
Artinya :
"Dari Anas bin Malik ia
berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim,
memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi
babi dengan permata, mutiara, atau emas" HR.Ibnu Majah
تَعَلّمُواالعِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ
السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُ
Artinya :
"Belajarlah kalian
ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah pada orang yang kamu
belajar darinya". HR.At-Tabrani
BAB Iv
PEMBAHASAN
A. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian
Belajar,Ciri-Ciri Belajar dan Mengapa Belajar ?
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup,sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga
liang lahat.Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah
adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.Dalam The Guidance of Learning
Activities W.H. Burton (1984) mengemukakan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.Sementara Ernest R.
Hilgard dalam Introduction to Psychology mendefinisikan belajar sebagai suatu
proses perubahan kegiatan,reaksi terhadap lingkungan.
H.C. Witherington dalam Educational Psychology menjelaskan pengertian
belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan
kepribadian atau suatu pengertian. Sementara Gagne Berlinger mendefinisikan
belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai
akibat dari pengalaman.Harold Spears mengemukakan pengertian belajar dalam
perspektifnya yang lebih detail. Menurut Spears belajar adalah mengamati,
membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti
aturan.
Singer (1968) mendefinisikan belajar mendefinisikan belajar sebagai
perubahan perilaku yang relatif tetap yang disebabkan praktik atau pengalaman
yang sampai dalam situasi tertentu.Gagne (1997) pernah mengemukakan
perspektifnya tentang belajar.Salah satu definisi belajar yang cukup sederhana
namun mudah diingat adalah yang dikemukakan oleh Gagne :”Learning is relatively
permanent change in behavior that result from past experience or purposeful
instruction”.Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang
dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan
atau direncanakan.Pengalaman diperoleh individu dalam interaksinyadengan
lingkungan,baik yang tidak direncanakan maupun yang direncanakan,sehingga
menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap.
Belajar adalah
sebuah proses yang kompleks yang didalamnya terkandung beberapa
aspek.Aspek-aspek tersebut adalah:
a.) bertambahnya
jumlah pengetahuan,
b.) adanya
kemampuan mmengingat dan mereproduksi,
c.) ada penerapan
pengetahuan,
d.)menyimpulkan
makna,
e.) menafsirkan dan
mengaitkannya dengan realitas,dan
f.) adanya perubahan
sebagai pribadi.
Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan telah belajar
kalau sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Dengan memahami
kesimpulan di atas,setidaknya belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.) Adanya kemampuan
baru atau perubahan.Perubahan tingkah laku tersebut bersifat pengetahuan
(kognitif),keterampilan (psikomotor),maupun nilai dan sikap (afektif).
b.) Perubahan itu
tidak berlangsung sesaat saja ,melainkan menetap atau dapat disimpan.
c.) Perubahan itu
tidak terjadi begitu saja,melainkan harus dengan usaha.Perubahan terjadi akibat
interaksi dengan lingkungan.
d.) Perubahan tidak
semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan,tidak karena
kelelahan,penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Eksistensi manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial,meniscayakan
dirinya untuk berusaha mengetahui sesuatu di luar dirinya,inilah yang kemudian
dengan istilah belajar.
1. Pengertian
Sumber Belajar
Sumber belajar adalah sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan
sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar sendiri secara individual
(Percival & Ellington 1988).
Menurut AECT sumber
belajar meliputi:
a.) Pesan,
informasi yang akan disampaikan dalam bentuk ide fakta, makna dan data.
b.) Manusia,
orang-orang yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan penyalur pesan.
c.) Material (media
software dan hardware), perangkat lunak yang biasanya berisi pesan dan
perangkat keras yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam
bahan.
d.) Teknik,
prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan, peralatan,
lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan
e.) Lingkungan,
lingkungan tempat pesan itu diterima oleh pembelajar.
Terdapat empat
faktor yang berpengaruh terhadap sumber belajar yaitu:
a.) Faktor
perkembangan teknologi
b.) Faktor nilai
budaya setempat
c.) Faktor ekonomi
d.) Faktor pemakai
Belajar berbasis aneka sumber adalah suatu pendekatan belajar yang
berorientasi pada siswa dengan menggunakan sumber belajar manusiawi dan non
manusiawi secara oprimal (Percival & Ellington, 1988)
2. Pendekatan Pembelajaran
Pengertian Pendekatan, Strategi, dan Metode
Pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara
siswa berinteraksi dengan lingkungannya.Metode pembelajaran adalah bagian dari
strategi, merupakan cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh, memberi
latihan) isi pelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Metode pembelajaran
lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan-tahapan tertentu yang
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
Strategi pembelajaran
adalah cara sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pembelajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran,sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan
kegiatan,cara pengorganisasian materi pembelajaran dan siswa,peralatan dan
bahan,serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.Strategi
pembelajaran ekspositori dan discovery merupakan contohnya.
Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangatlah penting. Bagaimana
guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk
menciptakan pengalaman belajar yang baik, sehingga pemelajar dapat mencapai
tujuan pembelajaran. Tidak ada satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai
untuk semua situasi dan kondisi yang berbeda walaupun tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai sama. Dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam memilih
dan menggunakan strategi pembelajaran, disusun berdasarkan karakteristik
pembelajaran dan situasi kondisi yang dihadapinya. Beberapa prinsip yang tapat
digunakan dalam memilih media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.) Mengacu kepada
tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran memberi arah tentang apa,
bagaimana dan mengapa materi pelajaran harus disampaikan.
b.) Memperhatikan
karakteristik siswa, apakah ia pasif, aktif, kritis, senang membaca, berani
nernicara, pendengar yang baik dan sebagainya.
c.) Memperhatikan
karakteristik materi pelajaran, apakah bidang eksak, non-eksak, materi
berbentuk cerita seperti sejarah dan sebagainya.
d.)
Mempertimbangkan alokasi waktu, apakah waktu cukup banyak untuk menerapkan
metode yang kompleks
e.)
Mempertimbangkan kegunaan, kelebihan, dan keterbatasan metode pembelajaran yang
akan digunakan.
a. Pendekatan Quantum
Pendekatan quantum teaching berupaya menciptakan lingkungan belajar yang
efektif, dengan cara menggunakan unsur-unsur yang ada pada siswa dan lingkungan
belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Dengan teori
multiple intellegences-nya, Gardner mengemukakan sembilan kecerdasan yang patut
di perhitungkan secara sungguh-sungguh sebagai cara berpikir yang penting.
Kesembilan kecerdasan tersebut adalah:
a.) Kecerdasan
lingusitik
b.) Kecerdasan
logis-matematis
c.) Kecerdasan
spasial
d.) Kecerdasan
musikal
e.) Kecerdasan
naturalis
f.) Kecerdasan
kinestetik-jasmani
g.) Kecerdasan
antarpribadi
h.) Kecerdasan
intrapribadi (dalam diri sendiri)
i.) Kecerdasan
eksistensialis
b. Pendekatan E-Learning
Pendekatan E-Learningmerupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik, khususnya komputer.
c. Pendekatan Belajar Aktif
Pendekatan belajar aktif adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem
pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri.
d. Pendekatan Belajar Kooperatif
Pendekatan belajar kooperatif menekankan pada aktivitas kolaboratif siswa
dalam belajar yang berbentuk kelompok, mencari mteri pelajaran dan memecahkan
masalah secara kolektif kolaboratif.
e. Contextual Teaching Learning
Contextual teaching learning adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan
dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari, siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang terbatas sedikit
demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal dalam
memecahkan masalah kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
f. Pendekatan Belajar Berbasis Masalah (problem based learning)
Pendekatan belajar berbasis masalah (problem
based learning) adalah suatu pendekatan dimana masalah mengendalikan proses
pembelajaran. Hal ini berarti sebelum pemelajar belajar, mereka diberikan umpan
berupa masalah. Masalah diajukan agar pemelajar menyadari bahwa mereka harus
mempelajari beberapa pengetahuan baru sebelum mereka memecahkan masalah
tersebut.
B. Masalah-Masalah Belajar Internal dan Eksternal
Masalah belajar internal adalah
masalah-masalah yang timbul dari dalam diri siswa atau faktor-faktor internal yang menimbulkan
kekurangberesan siswa dalam belajar. Faktor internal adalah faktor-faktor yang
berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti berikut ini
a.) Kesehatan.
b.) Rasa aman.
c.) Faktor
kemampuan intelektual
d.) Faktor afektif
seperti perasaan dan percaya diri.
e.) Motivasi.
f.) Kematangan
untuk belajar.
g.) Usia.
h.) Jenis kelamin.
i.) Latar belakang
sosial.
j.) Kebiasaan
belajar.
k.) Kemampuan
mengingat.
l.) Kemampuan
pengindraan seperti melihat, mendengar atau merasakan.
Masalah belajar eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luar diri
siswa atau faktor-faktor eksternal yang menyebabkan kekurangberesan siswa dalam
belajar. Faktor ekternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa,
seperti berikut
a.) Kebersihan
rumah.
b.) Udara yang
panas.
c.) Ruang belajar
yang tidak memenuhi syarat.
d.) Alat-alat
pelajaran yang tidak memadai.
e.) Lingkungan
sosial maupun lingkungan alamiah.
f.) Kualitas proses
belajar mengajar.
1.) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri
siswa baik kndisi jasmani maupun rohani siswa. Adapun faktor internal dibedakan
:
a.) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah sesuatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan
jasmani seseorang. Faktor fisiologi yang dapat mempengaruhi belajar siswa dapat
dibedakan menjadi dua macam.
1) Tonus (kondisi) badan
Sehubungan dengan keadaan / kondisi jasmani tersebut,maka ada dua hal yang
perlu diperhatikan,yaitu sebagai berikut:
·
Cukupnya
nutrisi (nilai makanan dan gizi)
Tubuh yang kekurangan gizi makanan,akan mengakibatkan
merosotnya kondisi jasmani. Sehingga menyebabkan seseorang dalam kegiatan
belajarnya menjadi cepat lesu,mengantuk,dan tidak ada semangat untuk belajar.
·
Beberapa penyakit ringan yang diderita.
2) Keadaan fungsi-fungsi
fisiologis tertentu
Kegiatan belajar di
sini adalah fungsi-fungsi panca indera,panca indera yang memegang perana
penting dalam belajar adalah mata dan telinga.
b.) Faktor psikologis
Faktor psikologis
adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan kejiwaan siswa.
1) Bakat
Bakat
adalah kemampuan potensial yang dimiliki anak untuk mencapai keberhasilan.
2) Minat
Minat adalah
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk
sesuatu.
3) Intelegensi
Intelegensi
adalah kemapuan psiko-fisik untuk mereaksikan rangsangan ataumenyesuaikan diri
dengan linngkungan dengan cara yang tepat.
4) Motivasi
Motivasi
adalah keadaan internal manusia yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
2.)
Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah
factor yang timbul dari luar diri siswa.
a.) Faktor sosial
1) Lingkungan
keluarga
Orang
tua,suasana
rumah,kemampuan ekonomi keluarga dan latar belakang kebudayaan.
2) Lingkungan
guru
Interaksi
guru dan murid,hubungan antar
murid dan cara penyajian bahan
pelajaran.
3) Lingkungan
masyarakat
Teman bergaul,pola
hidup lingkungan,kegiatan dalam masyarakat dan mass media.
b.) Faktor
non-sosial
1) Sarana
dan prasarana sekolah
Kurikulum,media
pendidikan,keadaan gedung dan sarana belajar
2) Waktu
belajar
3) Rumah
4) Alam
Diagnosis
masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan langkah-langkah
berikut ini.
- Mengidentifikasi adanya masalah
belajar.
- Menelaah atau menetapkan status
siswa.
- Memperkirakan sebab terjadinya
masalah belajar.
B. Teori-Teori Belajar dan Penerapannya
A. Pengertian
Teori Deskriptif dan Preskriptif
Reigeluth
(1983 dalam degeng 1990) mengemukakan bahwa teori preskriptif adalah goal
oriented,sedangkan teori deskritif adalah goal free.Maksudnya adalah teori
pembelajaran preskriprif dimaksudkan untuk mencapai tujuan,sedangkan teori
pembelajaran deskritif dimaksudkan untuk memberikan hasil.
-
Contoh teori belajar deskritif : Jika
membuat rangkuman tentang isi buku teks yang dibaca,maka retensi
terhadap isi buku teks itu akan lebih baik.
-
Contoh teori belajar preskriptif : Agar dapat mengingat isi buku teks yang
dibaca secara lebih baik,maka bacalah isi buku tersebut berulang-ulang dan
buatlah rangkumannya.
B. Teori
Belajar Behavioristik
Menurut
teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku,belajar diartikan sebagai
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan
respons.Belajar tidaknya seseorang bergantung kepada faktor-faktor yang diberikan
lingkungan.Beberapa ilmuwan yang termasuk pendiri sekaligus penganut
behavioristik,antara lain adalahThorndike,Watson,Hull,Guthrie, dan Skinner.
1. Ivan P. Pavlov
Mula-mula
teori conditioning ini dikembangkan oleh Plavov (1927) dengan melakukan percobaan terhadap
anjing.Karena teori itu Pavlov dikenal dengan responded-conditioning atau
teori classical conditioning.
Teori
kondisiong Palvov dapat digambarkan sebagai berikut:
Makanan (US) +
bel/lampu (CS) à
air liur (UR),dilakukan berulang-ulang
Bel/lampu (CS) à
air liur (CR)
2. Edwin Guthrie
Teori
conditioning Pavlov kemudian dikembangkan oleh Guthrie (1935-1942).Tiga
metpde perubahan tingkah laku yang dikemukakannya adalah sebagai berikut:
Metode respons,metode membosankan dan metode mengubah lingkungan.
3 Watson
Dengan hal yang dapat
diamati,menurut Watson akan dapat meramalkan perubahan apa yang akan terjadi
pada siswa,dan hanya dengan cara demikianlah psikologi dan ilmu tentang belajar
dapat disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain,seperti fisika atau biologi yang sangat
berorientasi pada pengalaman empirik.
C.Teori Kognitif
Menurut
teori kognitif,belajar tidak sekedar melibatkan hubungann antara stimulus dan
respons.Lebih dari itu,belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat
koompleks.Pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya sangat menentukan hasil
belajar.Termasuk ilmuwan dengan kategori teori kognitif adalah
Gagne,Piaget,Ausubel dan Brunner.
D. Teori Humanistik
Proses belajar dilakukan dengan
memberikan kebebasan yang sebesar-besarnya kepada individu.Si belajar
diharapkan dapat mengambil keputusannya sendiri dan bertanggung jawab atas
keputusan-keputusan yang dipilihnya.Termasuk ilmuwan dengan kategori teori
humanistik
adalah Bloom dan Krathwohl, Kolb, Honey, Mumford, Habermas, Abrahman Maslow dan
Carl Rogers.
E. Teori Kontruktivistik
Memahami
belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu
sendiri.Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui dan
tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) kepada orang
lain (siswa).
C. KONSEP DASAR
A.
Pengertian dan Sejarah Konsep Dasar
Konsep model
pembelajaran sebenarnya sudah lama dikembangkan oleh Bruce Joyce dan Marsha
Weil, yaitu sejak tahun 1972. Semula konsep ini kurang mendapatkan perhatian
dalam dunia pendidikan. Namun karena kegigihan kedua ahli tersebut lambat laun
konsep ini menjadi “go internasional” dan berkembang luas diseluruh dunia.
Perkembangan model pembelajaran sebagai suatu konsep saat ini diterima luas
terutama di sebagian wilayah Amerika Serikat sendiri, di India dan juga di
Indonesia.
Patut dicatat bahwa Indonesia secara resmi Kementrian
Pendidikan Nasional baru mengadaptasi konsep ini pada tahun 2003 melalui
publikasi Ismail (2003) berjudul Model-Model
Pembelajaran yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (saat itu belum disebut Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan).
Konsep awal model
pembelajaran (model pengajaran, model of
teaching) berangkat dari upaya pengembangan yang dilaksanakan oleh Joyce
dan Weil. Menurut Susan S. Ellis (1979) sebenarnya konsep Joyce dan Weil ini
berangkat dari hasil riset yang dilandasi adanya masalah seringkali terjadi
ketidakcocokan antara gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa.Disamping
itu, konsep ini juga berkembang akibat latar belakang kultur siswa di Amerika
Serikat yang amat heterogen, yang acapkali menimbulkan kesulitan tersendiri
terutama bagi guru sekolah dasar, yang beradapan pertama kali degan para novice learner (pemelajar mula) ini.
Model pembelajaran
menurut Joyce dan Weil adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membangun kurikulum, untuk merancang bahan pembelajaran yang diperlukan serta untuk memandu
pengajar didalam kelas atau pada situasi pembelajaran yang lain (1980). Fungsi
penting dari model pembelajaran adalah untuk meningkatan keefektifan
pmbelajaran dalam suatu atmosfer pembelajaran yang interaktif serta untuk
memperbaiki bangunan kurikulum.
D. METODE
PEMBELAJARAN
A. Pengertian
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran
adalahseluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang seringkali juga terkait dengan pilihan cara penilaian yang
akan dilaksanakan (Suyono dan Hariyanto, 2011). Metode pembelajaran sering
rancu dengan teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran identik dengan didaktik,
sedangkan metode pembelajaran identik dengan metodik.
Asumsi dasar yang
dipakai dalam pembahasan ini adalah bahwa tidak ada metode yang palig baik dan
paling cocok bagi seluruh guru. Setiap metode bergantung kepada guru
masing-masing. Jadi pada hakikatnya guru sendirilah metode pembelajaran itu.
Tiap-tiap metode itu memiliki kekuatan dan kekurangan, kelemahannya
masing-masing. Perlu juga dipahami bahwa penerapan setiap metode juga sangat
bergantung dengan tujuan pembelajaran
yang akan diraih. Penerapan metode juga bergantung kepada ciri bahan ajar dan
waktu yang dialokasikan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kecuali
itu juga jelas bahwa setiap penerapan metode harus disesuaikan dengan
perkembangan kemampuan dan perkembangan kedewasaan kejiwaan siswa.
Sebagai simpulan
sementara, bahwa setiap penerapan atau pengunaan metode pembelajaran harus
disesuaikan atau diadaptasikan dengan:
(1)
kepribadian guru;
(2) tujuan pembelajaran;
(3) ciri bahan pembelajaran;
(4) alokasi waktu yang disediakan dalam RPP atau
kurikulum;
(5) perkembangan kemampuan siswa
(6) psikologi siswa.
B.
Metode Pembelajaran yang Berpusat kepada Guru (Teacher-Centered Methods)
1. MetodeCeramah
Metode ceramah adalah
metode yang dilakukan dengan pemberian informasi secara lisan/verbal dari
seorang pembicara didepan sekelompok pengunjung. Dalam pembelajaran tentu saja
pembicara disini adalah seorang guru, sedangkan pengunjungnya adalah peserta
didik. Metode ceramah akan efektif bila peserta didik sudah termotivasi, oleh
sebab itu guru harus membuat semacam prakondisi agar siswa duduk tenang dahulu
sebelum ceramah berlangsung. Dalam hal ini ceramah akan menjadi menarik jika
guru, pembicara, mampu membuat semacam ilustrasi dalam bentuk kata-kata.
Metode ceramah juga
akan efektif bila guru ignin menambah atau memberi penekanan terhadap materi
yang sudah dipelajari dengan menggunakan metode yang lain. Metode ceramah juga
amat efektif pada saat guru melaksanakan apersepsi pada pembukaan pembelajaran
atau melaksanakan refleksi pada akhir pembelajaran.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru
dalam pelaksanaan metode ceramah, antara lain adalah:
(!) Persiapkan pembelajaran sehingga dapat berlangsung
ceramah yang lancar dan baik;
(2) Selidiki apakah metode ceramah merupakan metode
yang tepat untuk situasi pembelajaran tersebut, baik materinya, maupun
pendengaranya dan sebagainya;
(3) Persiapkan catatan kecil tentang materi apa saja
yang akan diceramahkan;
(4) Saat ceramah berlangsung berbicara dengan jelas
dan runtut, jangan seperti orang yang sedang berpidato, tetap berusaha
berkeliling kelas, dan atur sikap tubuh sedemikian rupa agar memperoleh
perhatian murid;
(5) Bila mengajukan pertanyaan jangan takut jika
kelas menjadi hening, ini menunjukkan perhatian siswa.
Dalam metode ceramah,
apalagi dalam metode tanya-jawab, pendengar (audience) diberikan kesempatan untuk bertanya. Antara metode
ceramah dengan tanya jawab dalam pembelajaran boleh dikatakan tidak dapat
dipisahkan, hanya aksentuasi dan durasinya yang menentukan. Pada metode ceramah
maka kegiatan ceramah mendominasi, misalnya menggunakan 2/3 waktu yang
digunakan, sisanya 1/3 bagian waktu, disediakan untuk tanya-jawab. Dapat juga
sesekali suatu ceramah disisipi pertanyaan yang memerlukan jawaban singkat
kepada pendengar. Sebaliknya pada penerapan metode tanya-jawab, waktu
didominasi oleh pertanyaan terarah, sama, misalnya dalam 2/3 waktu yang
tersedia, sedangkan sisa 1/3 bagian waktu digunakan untuk ceramah.
2. Metode
Tanya-Jawab/Pertanyaan Terarah
Metode tanya jawab ini
banyak memotivasi guru untuk mempersiapkan pembelajaran sebaik mungkin, guru
paham bahwa tanya-jawab akan berlangsung menarik jika guru benar-benar kompeten
dan menguasai materi pembelajaran. Disamping itu, dengan seringnya menggunakan
metode ini, keakraban anatara guru dengan siswa akan terjalin baik, tentu saja
sepanjang hal-hal yang diungkap diatas dipenuhi oleh guru.
Berdasarkan paparan diatas dapat disampaikan beberapa
keunggulan dan kekurangan metode tanya-jawab sebagai berikut:
Keunggulannya:
- dibanding metode ceramah lebih punya potensi untuk
mengembangkan pembelajaran aktif;
- jika guru pandai bertanya, siswa mampu mendapatkan
pemerolehan konsep secara utuh;
- memuaskan rasa kuriositas siswa;
- mengembangkan sikap inkuiri siswa;
- tidak memakan waktu karena kendali waktu
sepenuhnya berada ditangan guru.
Kekurangannya:
- tidak semua guru memiliki keterampilan bertanya
dalam mengarahkan atau memandu siswa untuk memperoleh konsep;
- guru harus lebih siap, jika tidak kemungkinan
besar akan timbul kelenyapan;
- guru dapat terjerumus ke arah sikap otoriter
karena kendali sepenuhnya berada ditangannya;
- tidak dapat deterapkan pada materi yang baru sama
sekali atau tidak ada kaitanya dengan bahan ajar sebelumnya.
3. Metode Demonstrasi
Berdasarkan berbagai pengalaman penerapan metode
demonstrasi, keunggulan dan kelemahan metode ini antara lain adalah:
Keunggulannya:
- fokus perhatian siswa dapat lebih diarahkan pada
hal-hal yang penting untuk dipelajari;
- siswa dapat memperoleh keterampilan proses sains
jika mampu mengamati demonstrasi dengan cermat dan memperhatikan sepenuhnya
langkah-langkah pembelajaran oleh guru;
- dapat mengurangi kesalahan yang mungkin diperbuat
oleh siswa ketimbang hanya membaca atau mendengarkan penjelasan oleh guru;
- sejumlah masalah yang menimbulkan berbagai
pertanyaan, secara tidak langsung akan terjawab pada saat siswa mengamati
praktik demonstrasi.
Kelemahannya:
- time consuming, sehingga memerlukan waktu yang
banyak;
- harus diikuti oleh kegiatan yang memungkinkan
siswa mencoba sendiri;
- demonstrasi sering kali tidak bermakna jika tidak
dilaksanakan pada tempat yang sebenarnya;
- dalam hal tertentu dapat terjadi memerlukan biaya
yang besar, misal untuk pengadaan alat atau bahan-bahan habis pakai.
4. Metode Tugas Membaca
Terstruktur
Metode ini tidak pernah
berdiri sendiri, dilaksanakan di sekolah dan dapat dilaksanakan didalam kelas
atau diperpustakaan. Biasanya dilaksanakan pada awal pembelajaran sebelum
dilanjutkan dengan implementasi metode lain, misalnya ceramah, tanya-jawab, diskusi
atau bahkan mungkin demonstrasi atau eksperimen. Dengan begitu metode ini tidak
dapat dinilai kelemahan dan kekuatannya, karena amat bergantung kepada
penerapan metode lain yang mengikutinya.
Pada pelaksanaannya,
guru mula-mula menugasi siswa untuk membaca suatu wacana atau suatu prosedur
langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan oleh guru, petunjuk atau
suatu proses untuk melakuakn suatu praktikum dilaboratorium dalam kaitan
eksperimen oleh siswa.
Mengingat penerapan
metode ini secara keseleruhan memerlukan waktu, hendaknya jangan diterapkan
jika jam pelajaran tersedia pendek, sehingga guru lebih leluasa memberikan
penjelasan dan penguatan di sana-sini.
5. Metode Karyawisata
Metode karyawisata (field trip) disebut pula metode
widyawisata, metode studi ekskursi (excursion
study), seperti pada namanya menggabungkan antara kegiatan studi dan
rekreasi, tamasya (ekskursi). Manfaat utama dari penerapan metode ini adalah
para pemeljara memperoleh pengalaman langsung dengan melihat langsung berbagai
proses, fenomena yang terjadi di lokasi studi. Misalnya ke pabrik-pabrik atau
perusahaan, perkebunan, yang berada diluar kota dan lain-lain.
Keunggulannya:
- siswa mendapat penjelasan langsung tentang suatu
proses atau fenomena dan tangan pertama;
- jika kegiatan ekskursi seimbang dengan kegiatan
studi akan memberikan penyegaran kepada siswa sehingga lebih mudah menerima
penjelasan atau keterangan tentang sesuatu;
- peserta didik dapat memperoleh penetahuan dan
pengalaman-pengalaman baru;
- peserta didik memperoleh tambahan informasi yang
berguna dari guide yang memandunya.
Kelemahannya:
- sering terjebak dan terlena dengan kegiatan
tamasyanya daripada studinya;
- seringkali memerlukan biaya relatif mahal, apa
lagi jika tujuannya jauh di luar kota;
- memerlukan pengawasan yang ketat agar jangan
sampai ada peserta yang tertinggal;
- persiapannya melibatkan banyak pihak, misal guru
yang bertugas mengawasi kesehatan siswa.
6. Metode Presentasi
Berbasis Media
Metode ini pada
hakikatnya juga tidak pernah berdiri sendiri. Seringkali digabungkan dengan
metode ceramah, terkadang dengan metode tanya-jawab, atau metode diskusi. Dalam
hal ini di samping harus tersedia natebook
(laptop) dan LCD (Liquid Crystal Display),
pada daerah-daerah tertentu yang jauh dari kota besar masih digunakan plastik
transparan dan OHP, sekarang sudah amat jarang, dan tentu saja catu daya
listrik.
Hal yang penting
dipahami guru adalah bahwa setiap slide
power point seharusnya memuat hanya esensi konsep. Tidak boleh semua
konsep, definisi contoh-contoh dan sebagainya ditulis dalam satu slide power point. Ini bukan
pembelajaran membaca untuk guru. Disamping itu akan terlihat bahwa sebenarnya
guru kurang menguasai konsepnya.
7. Metode Pelatihan (Drill)
Implementasi metode ini
juga tidak pernah berdiri sendiri. Biasanya dilaksanakan pada pertengahan guru
mengajar. Dapat diawali dengan metode ceramah untuk menekankan butir-butir
penting dan apersepsi kepada siswa, atau tanya-jawab yang membimbing dan
mengarahkan siswa kearah materi yang akan dilatihkan. Latihan menuliskan
kata-kata dengan benar, dilanjutkan menuliskan kalimat dengan benar.
Selanjutnya dapat dilakukan diskusi atau tanya-jawab lebih lanjut dengan murid.
Pada akhir pembelajaran guru melakukan refleksi bersama siswa tentang apa-apa
yang sudah cukup dan masih kurang sehingga perlu dikembangkan dan dilatih lebih
lanjut.
C.
Metode Pembelajaran yang Berpusat kepada Siswa (Student-Centered Methods)
1. Metode Diskusi dan
Berbagai Variasinya
Kata diskusi berasal
dari bahasa latin discussio, discussum, atau discuss yang maknanya memeriksa, memperbincangkan, mempecakapkan,
pertukaran pikiran, atau memahas. Bahasa inggrisnya discussion. Diskusi didefinisikan sebagai poses bertukar pikiran
anatar dua orang atau lebih tentang sesuatu masalah untuk mencapai tujuan
tertentu. Atau dapat juga didefinisikan iskusi adalah pertukaran pikiran antara
dua orang atau lebih yang bertujuan memperoleh kesamaan pandang tentang sesuatu
masalah yang dirasakan bersama.
Dalam pembelajaran
umumnya diskusi terdiri dari dua macam, dikusi kelas dan diskusi kelompok.
Diskusi kelas umumnya dipimpin oleh guru sehingga sebenarnya metode ini
termasuk dalam strategi pembelajaran berbasis guru. Sebelum diskusi dimulai
guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan
seperlunya tentang cara-cara memecahkannya. Selanjutnya sesuai dengan jumlah
siswa yang ada serta jumlah jam yang tersedia guru membentuk kelompok-kelompok
diskusi.
Selama diskusi
berlangsung guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain,
mengamati jalannya diskusi, keaktifan siswa, arah diskusi dan sebagainya.,
menjaga ketertiban agar tidak terlalu gaduh karena akan mengganggu kelas yang
lain, jika perlu memberikan dorongan dan sedikit bantuan agar setiap anggota
kelompok berpartisipasi aktif, sehingga diskusi berjalan lancar.
Manfaat dari penyelenggaraan diskusi kelompok
saperti itu antara lain adalah:
(1) untuk membuat sesuatu masalah lebih menarik;
(2) untuk membantu peserta didik terbiasa
mengemukakan pendapatnya;
(3) untuk lebih mengenal dan mendalami suatu
masalah;
(4) untuk menggali pendapat peserta didik yang tidak
suka berbicara, pemalu, atau jarang berbicara.
Keunggulan penerapan metode diskusi antara lain:
- memberikan peluang untuk saling mengemukakan
pendapat;
- menimbulkan suasana demokratis dalam kelas;
- guru bebas memberikan banjuan jika diperlukan;
- memupuk rasa percaya diri siswa;
- memperkuat rasa kesatuan.
Adapun kelemahannya antara lain:
- sukar diterapkan pada kelompok yang besar;
- sulit bagi anak-anak yang tidak terbiasa atau
sukar bicara;
- mudah terjerumus ke hal-hal yang diluar konteks
diskusi;
- memerlukan pemimpin atau ketua kelompok yang
terampil.
2. Metode Riset Pustaka
Metode ini merupakan
metode yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar sekolah. Diluar sekolah
misalnya di perpustakaan umum milik pemerintah provinsi atau pemerintah
kota/kabupaten atau perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi. Metode ini
hanya cocok bagi siswa SMA/SMK dan mahasiswa perguruan tinggi yang latar
belakang kepemilikan konsepnya sudah cukup jelas, serta secara garis besar,
sudah menerima pembelajaran tentang metode ilmiah. Guru/dosen dapat memberi
tugas membaca untuk lebih mendalami berbagai aspek melalui kajian pustaka.
Keunggulan metode ini antara lain:
- meningkatkan apresiasi dan kebiasaan
siswa/mahasiswa tentang pentingnya membaca;
- siswa/mahasiswa terbiasa membandingkan pemikiran
para ahli dari berbagai sumber acuan;
- dengan wawasan yang lebih luas, kebiasaan
mencontek akan lebih berkurang
Kelemahan metode ini, antara lain:
- memakan waktu yang lama;
- kadang-kadang koleksi perpustakaan yang dituju
kurang atau tidak lengkap;
- tidak semua bahan ajar dikembangkan dengan riset
pustaka.
3. Metode Simulasi
(Bermain Peran/Role Playing dan Sosiodrama)
Simulasi artinya
peniruan terhadap sesuatu, artinya buka sesuatu yang terjadi sesungguhnya.
Dengan demikian orang yang bermain drama atau memerankan sesuatu adalah orang
yang sedang menirukan atau membuat simulasi tentang sesuatu. Dalam pembelajaran
suatu simulasi dilakukan dengan tujuan agar peserta didik memperoleh
keterampilan tertentu, baik yang bersifat profesional maupun yang berguna bagi
kehidupan sehari-hari.
Keunggulan metode ini antara lain;
- menyenangkan, sehingga mendorong partisipasi aktif
siswa;
- mampu memvisualkan hal-hal yang bersifat abstrak;
- kurang memerlukan keterampilan komunikasi yang
rumit;
Kelemahan metode ini antara lain:
- memerlukan waktu yang panjang;
- menuntut imajinasi baik dari guru maupun siswa;
- sampai saat ini validitas sebagai metode
pembelajaran masih banyak dipertanyakan.
4. Metode Belajar
dengan Bantuan Komputer (CAI,Computer AssistedLearning)
Metode ini menggunakan media berupa notebook (laptop) atau seperangkat
computer lengkap dengan CPU, keyboard, monitor dan printer atau flashdisk bila
tidak ingin melaksanakan pencetakan (print out) di tempat.
Keuntungan penerapan metode ini meliputi:
- Praktis
dan meneyenangkan bagi siswa,karena terbiasa menggunakan alat pembelajaran
berteknologi tinggi yang cepat diakses dibandingkan dengan pencarian data di
perpustakaan;
- Lebih
menghemat waktu;
- Memungkinkan
tersedia banyak sumber layanan,apalagi jika para siswa sudah menguasai bahasa
inggris;
Kelemahannya:
- Guru
harus siap benar;
- Siswa
harus diberi arahan benar-benar bahwa tujuannya belajar,dan bukan mencari
situs-situs yang kurang pantas dilihat;
- Untuk
wilayah-wilayah terpencil (remote) yang jauhh dari pusat kota sulit diterapkan.
5. Metode Karya
Kelompok
Tujuan metode ini adalah untuk menyelesaikan suatu tugas atau
projek,melalui kerja sama antara kelompok-kelompok. Jika tugas itu tidak
terlalu memakan waktu yang banyak,dapat dilakukan di dalam sekolah.Namun,
biasanya tugas itu adalah tugas yang cukup kompleks dan memerlukan berbagai
sumber yang justru tersedia di luar sekolah.Oleh sebab itu penyelesaiannya juga
memerlukan perbincangan kelompok di luar sekolah.
Kekuatan implementasi metode ini meliputi:
- Baik
sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok,siswa akan terdorong untuk mempraktikan
pembelajaran aktif;
- Siswa
akan merasa lebih tertantang untuk menyelesaikan tugasnya;
- Membiasakan
siswa menggunakan berbagai sumber yang tersedia di luar sekolah;
- Hubungan
antar siswa akan lebih terjalin.
Kelemahan metode ini:
- Memakan
waktu yang lama;
- Jika
projek terlalu sukar ada kemungkinan tidak dapat selesai pada waktunya;
- Di
luar sekolah guru sulit mengamati dinamika kelompok.
6. Metode Pemberian
Tugas
Tugas yang diberikan
oleh guru dapat bersifat tugas individual maupun kelompok,dapat dilaksanakan di
dalam kelas,di luar kelas maupun di luar sekolah bergantung jenis dan waktu
yang diperlukan untuk penyelesaian tugas.
Keunggulan implementasi metode pemberian tugas ini
antara lain:
- Pembelajaran
akan terasa kontekstual;
- Dengan
melaksanakan tugas,siswa dapat memperdalam pengetahuan,konsep,dan pemikiran
para ahli dibandingkan dengan apa-apa yang yang sudah diterimanya dari guru;
Kelemahan implementasi metode pemberian tugas ini
antara lain:
- Dinamika
diskusi kelompok pelaksanaan tugas di luar sekolah tidak dapat diamati oleh
guru;
- Bila
tidak dirancang dengan baik atau tugas terlalu sulit dan tidak relevan,dapat
terjadi tugas tidak dapat terpenuhi.
7. Metode Eksperimen
Metode ini amat terkait
dengan pendekatan inkuri dan penemuan.Namun tentu saja kita tidak dapat
mengharapkan hadirnya hokum-hukum baru atau teori baru dari kegiatan eksperimen
yang dilakukan oleh para siswa.
Keunggulan penerapan metode eksperimen:
- Meningkatkan
rasa percaya diri siswa untuk mampu memecahkan masalah sendiri;
- Meningkatkan
sikap skeptic siswa dan sikap ilmiah pada umumnya;
- Memudahkan
siswa dalam memahami konsep ilmiah karena mengalami sendiri.
Kelemahan metode ini:
- Tidak
setiap bidang studi memberikan keleluasaan penerapan metode ekperimen;
- Tidak
semua guru mampu membimbing pelaksanaan metode eksperimen;
- Pada
level sekolah yang lebih tinggi memerlukan penguasaan pemelajar terhadap ilmu
statistika.
D.
Metode Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction,DI)
Direct Instruction (DI)
disebut juga Directive Instruction atau
Explicit Instruction, jika melihat kentalnya latar psikologis dan pedagogis
dapat disebut pendekatan pembelajaran langsung,namun bila melihat adanya
sintaks yang harus dilakukan guru memang terlihat kemenonjolannya sebagai metode
pembelajaran. Sintaks
adalah urutan langkah-langkah pembelajaran,secara umum sintaks didefinasikan
sebagai suatu system yang teratur atau berurutan.
Metode pembelajaran ini
pada hakikatnya berlandaskan strategi pembelajaran berbasis guru,namun amat
mengakomodasikan terciptanya pembelajaran siswa aktif. Pada implementasinya
metode ini tetap berpusat kepada guru tetapi meminta keaktifan siswa. Siswa
bertanggung jawab pada pembelajaran,di bawah pengawasan dan tanggung jawab guru
(teacher directed).
Sementara itu terdapat 3 komponen dasar yang menjadi
pilar pengajaran langsung.Tiga pilar itu adalah :
·
Rencana program
·
Organisasi
pengajaran
·
Interaksi guru
atau siswa
Rencana program berkaitan antara lain:
a.
Analisis yang
cermat terhadap isi kurikulum
b.
Komunikasi yang
jelas dan tegas
c.
Format
pengajaran yang jelas,antara lain perlu perencanaan terperinci tentang apa-apa
yang akan dilaksanakan atau diterangkan oleh guru dan respons macam apa yang
diharapkan muncul dari para siswa.
d.
Urutan
keterampilan (sequencing skills) yang harus diajarkan oleh guru.
e.
Organisasi
langkah-langkah pembelajaran.
Organisasi pengajaran berpusat kepada hal-hal
seperti:
a.
Pengelompokan
siswa dalam pembelajaran
b.
Waktu
pembelajaran
c.
Penilaian yang
kontinyu
Interaksi guru-murid difokuskan kepada:
a.
Partisipasi
siswa seacara aktif
b.
Pemberian
tanggapan yang serantak bersama-sama
c.
Pemberian sinyal
d.
Laju
pembelajaran (pacing) meningkatkan keaktifan siswa dan menyesuaikan dengan
langkah pembelajaran guru.
e.
Mengajar agar
siswa menguasai benar-benar kompetensi
dasar yang dituju
f.
Koreksi terhadap
kesalahan
g.
Motivai
meningkatkan motivasi siswa dengan pencapaian sukses siswa yang gemilang.
Sementara itu Arends
(1997:67) seperti yang banyak diacu di Indonesia, berpendapat bahwa sintaks Direct
instruction adalah sebagai berikut :
·
Merumuskan
tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa untuk siap belajar
·
Mendemonstrasikan
pengetahuan atau keterampilan
·
Menyediakan
latihan terbimbing
·
Mengontrol
pemahaman dan memberikan umpan balik
·
Menyiapkan
latihan yang diperluas dan transfer ke dalam situasi yang lebih kompleks dan
kehidupan nyata.
Terkait dengan
kesuksesan DI ini ada hal yang perlu dicamkan dan disepakati bersama
bahwa :
·
Pada praktiknya
tetap tidak ada satu metode tunggal pun yang paling baik.Penggunaan variasi
berbagai metode pembelajaran berdasar sejumlah besar penyelidikan kan membantu
efektivitas pembelajaran.
·
Pelaksanaan DI
tidaklah mudah,guru harus siap benar, siap konsep, siap melakukan pembimbingan
tahap, siap melakukan pengajaran langsung ulang.Sekolah juga harus menyediakan
berbagai fasilitas yang menunjang DI.
·
Kritik pokok DI
adalah terhadap implementasi pembelajaran berbasis penemuan(discovery
learning), karena faktanya pembelajaran semacam ini justru kurang efektif dalam
mengembangkan keterampilan siswa dalam menguasai konsep sains.
·
Berdasar hal tersebut jenis-jenis pembelajaran yang melibatkan diskusi
kelompok kecil seperti pembelajaran kooperatif tidak termasuk fokus kritik DI
ini.
E. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran dan Penerapannya
a.
Metode proyek,yaitu
metode yang bertitik tolakdari suatu masalah,kemudian dibahas dari berbagai
segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara komprehensif dan bermakna.
b.
Metode
eksperimen,yaitu metode yang mengedepankan aktivitas percobaan,sehingga siswa
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
c.
Metode tugas
atau resitasi,yaitu guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar.
d.
Metode
diskusi,yaitu siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan
atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
e.
Metode
sosiodrama,yaitu siswa mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan
masalah sosial.
f.
Metode
demonstrasi,mengedepankan peragaan atau mempertunjukan kepada siswa suatu
proses,situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari,baik sebenarnya atau
tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
g.
Metode problem
solving,mengedepankan metode berpikir untuk menyelesaikan masalah dan dukung
dengan data-data yang ditemukan.
h.
Metode karya
wisata,mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-objek
lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran.
i.
Metode
Tanya-jawab,menggunakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh
para siswa.
j.
Metode
latihan,untuk menanamkan sesuatu yang baik atau menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu.
k.
Metode
ceramah,merupakan metode tradisional karena sejak lama metode ini digunakan
oleh para pengajar.Metode ini memiliki fungsi yang penting untuk membangun
komunikasi antara pengajar dan pembelajar.
Pada
awal abad XXI ini masing-masing pihak telah menyadari bahwa semuanya bermanfaat bergantung pada
kondisi pembelajaran dan sifat bahan ajar.Jadi yang penting ada keseimbangan
antar praktik pembelajaran berbasis guru (teacher-centered) dan praktik
pembelajaran berbasis siswa (learner-centered).
Dalam teori fungsionalistik yang di jelaskan di atas.
Kami menggunakan penjelasan dari metode dan definisi teori fungsionalistik, sebagai
acuan dalam membuat soal yang kami gunakan untuk mewawancarai narasumber dalam
kegiatan observasi yang kami lakukan pada tanggal 21Oktober 2016 bertempat di
SMPN 5 Banjarbaru.
Nama Sekolah : SMA
NEGERI 1 Banjarbaru
Nama Narasumber : Eko Sanyoto S.Pd
Wahyu Areta Sari S.Pd
Pewawancara
: Annisa Aprilia Al Rasyid 15.21.0131
Dwita Darmawati
15.21.0092
1. Metode
apa yang paling sering digunakan ketika mengajar ?
2. Meetode
apa yang digunakan untuk menghadapi murid yang kurang perhatian(nakal) dalam
pembelajaran ?
3. Bagaimana
pemilihan media pembelajaran yang tepat agar dapat memunculkan keaktifan
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran ?
Hasil wawancara
Jawaban bapak
Eko Sanyoto S.Pd
1. Anak-anak
harus memahami konsep karena konsep ini akan saling bersinambungan.Metode yang
paling sering digunakan menggunakan metode diskusi,menyampaikan menyampaikan
informasi terkadang juga menggunakan penugasan yaitupenugasan yang terstruktur
yang mana mengarah pada konsep itu.
2. Melalui
pendekatan,dan sebelum pembelajaran membuat kesepakatan di kelas dan mengajak
mereka diskusi mengenai apa yang kurang mereka mengerti dalam pelajaran.
3. Menggunakan
media pembelajaran IT,LCD,dsb.tergantung materi.Apabila pemaparan menggunakan media IT,konsep yang berkaitan
harus diamati medianya praktek di lab.
Jawaban Ibu Wahyu Areta Sari S.Pd
1. Metode
kombinasi karena kita tidak bias menggunakan satu metode saja dalam
pembelajaran di kelas.yaitu menggunakan metode ceramah,metode tanya jawab dan
metode kolaboratif.
2. Melalui
pendekatan personal,pendekatan secara pribadi denag mencari tahu
masalahnya,memanggil anak dan melakukan tanya jawab secara komperhensif lalu
diberikan nasehat dan saran lalu dilihat perubahannya bila mengulang lagi sampe
3 kali akan diserahkan ke guru BK.
3. Media
beragam sesuai kebutuhan dan sesuai materi.Menggunakan media secara audio dan
visual.Yang paling sering media menggunakan media power point,media kaset/CD,internet
dan social media.
BAB V
KESIMPULAN
Dalam mewujudkan
tujuan pendidikan maka sebagai calon pengajar tentu harus memahami konsep dasar
dari belajar serta juga memahami strategi dan metode belajar. Metode tersebut
dapat kita sesuaikan dengan materi yang akan kita sampaikan kepada siswa.
Dengan demikian siswa akan tertarik dan memahami materi yang kita sampaikan
Dalam metode pembelajaran, terdapat beberapa tujuan yang dapat kita gunakan
sebagai motivasi untuk diri kita dalam menyampaikan pesan yang terkandung dalam
kurikulum.
Dari beberapa
metode pembelajaran berpusat kepada guru, berdasarkan wawancara kepada
narasumber metode yang paling sering di gunakan adalah metode ceramah dan
tanya-jawab. Karna metode ini sangat mudah untuk menerapkannya dalam kegiatan
ajar mengajar. Dan dengan metode tanya-jawab memacu siswa agar menjadi lebih
aktif, percaya diri untuk mengemukakan pendapat dan agar siswa menjadi lebih
terbuka.
Adapun cara untuk
mengatasi siswa yang bermasalah dapat menggunakan metode pendekatan personal
yang mana metode ini akan mengorek latar belakang siswa dan penyebab dari
permasalahan yang siswa miliki. Dan dengan metode ini siswa akan terbantu dalam
mencari jalan keluar untuk menyelesaikan
masalah yang siswa hadapi.
Daftar Pustaka
Siregar, Eveline dan Hartini Nara, Teori
Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit Galia Indonesia, 2015.
Suyono dan Hariyanto, Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2015.
Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta, 2004.
Deporter, Bobbi, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-ruang Kelas. Bandung: Penerbit Kaifa, 2003.
Jhonson, Elaine B, Contextual Teaching Learning: Menjadikan Kegiatan
Belajar dan Mengajar Mengasyikkan. Bandung: Penerbit MLC, 2007.
Bruce, J., Weil, Marsha and Calhoun Emily, Models of Teaching: Eight
Edition. New Jersey: Pearson Education Inc, 2009.
Carin, Arthur, Teaching Modern Science, Seventh Edition. Ohio: Merril an
Imprint of Prentice Hall, 1997.
Gardner, H, Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence). Batam: Interaksara,
2003.
Biehler, R dan Snowman, J, Psychologi Applied to Teaching. Boston: Houghton
Mifflin Company, 1993.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 1996.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar