Selasa, 01 November 2016

Annisa Aprilia Al Rasyid 15.21.0131 Dwita Darmawati 15.21.0092

TEORI ASOSIASIONISTIK
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran
Dosen Pembimbing: DR.H. JARKAWI
Annisa Aprilia Al-Rasyid : 15.21.0131
Dwita Darmawati                         : 15.21.0092
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISKA Muhammad Arysad Al - Banjary
      Jl. Adhiyaksa No. 2 Kayu Tangi Banjarmasin 70123
Email : Anisa.prilia27@gmail.com
                                        Dwitadarmaaa@gmail.com

Abstrak
Pada hakikatnya setiap manusia di bumi ini memiliki perbedaan individual seperti perbedaan latar belakang, perbedaan kecerdasan akademis atau intelektual, perbedaan emosional dan perbedaan psikologis, maka pendidik harus mengerti pendekatan dan strategi pembelajaran apa yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar agar peserta didik dapat memahami materi yang diajarkan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai standar. Dengan mengetahui strategi yang tepat untuk mengajar maka pengajar juga harus mengerti tentang metode pembelajaran dan bagaimana pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk suatu materi yang akan di ajarkan agar siswa memahami dengan baik.
Metode pembelajaran adalah bagian dari strategi, merupakan cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh, memberi latihan) isi pelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan-tahapan tertentu yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
            Adapun metode yang kami lakukan untuk mendapat fakta lapangan adalah metode penelitian kualitatif, yang mana narasumber kami adalah guru pelajaran bahasa inggris dan guru pelajaran kimia dari SMA NEGERI 1 Banjarbaru.Dan metode yang saya gunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode library research.
Kata kunci:
Pendekatan Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Metode Pembelajaran dan Teori-teori Belajar





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Banyak negara yang mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan yang pelik. Namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan salah satu tugas negara yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, membangun, dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa. Dengan menerapkan belajar yang disiplin dan kerja keras agar terwujudnya negara yang maju.
           Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah lakubaik dalam benruk pengetahuan,keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.Berbicara mengenai proses pembelajarn itu sendiri,tentu erat kaitannya dengan teori pembelajaran.
            Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan sosok manusia. Ini dapat di artikan bahwa ada beberapa ranah yang harus mendapat perhatian, ranah afektif dan ranah psikomotor. Oleh karenanya agar lebih dekat dengan maksud psikologi belajar, sangat perlu sekiranya mempelajari lebih dalam mengenai psikologi belajar ini, baik itu mengenai hakikat psikologi belajarnya, peranan dan aspek-aspek atau ruang lingkup kajian psikologi belajar. Hal ini, diharapkan mampu menjadi penopang yang kokoh dalam memahami bahasan psikolgi belajar selanjutnya.
            Akan tetapi manusia sebagai makhluk yang berpikir, berbeda dengan binatang. Ivan Petrovich Pavlov, ahli psikologi Rusia berpengalaman dalam melakukakan serangkaian percobaan. Dalam percobaan itu ia melatih anjingnya untuk mengeluarkan air liur karena stimulus yang dikaitkan dengan makanan. Proses belajar ini terdiri atas pembentukan asosiasi (pembentukan hubungan antara gagasan, ingatan atau kegiatan panca indera) dengan makanan. Proses belajar yang di gambarkan seperti itu menurut Pavlov terdiri atas pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon refleksif.



B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud strategi belajar ?
2. Apa saja metode dalam pembelajaran ?
3. Apa sajakah masalah-masalah dalam belajar ?
4. Apa sajakah teori-teori dalam pembelajaran ?
5. Bagaimana penerapan teori-teori pembelajaran ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang strategi belajar
2. Untuk memahami metode pembelajaran
3. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah-masalah belajar
4. Agar mengerti bagaimana menerapkan teori-teori belajar yang benar














BAB II
METODE
Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan metode penelitian kualitatif (wawancara) dan metode kepustakaan (library research). Dalam sebuah penelitian metode kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas. Pada penelitian kualitatif dilakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini lebih menekankan makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi , untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.
Wawancara merupakan alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Wawancara adalah proses keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara
Adapun metode library research yang mana penulis menggunakan buku-buku dari perpustakaan sebagai bahan referensi dimana penulis mencari literatur yang sesuai dengan materi yang di kupas dalam makalah ini.









BAB III

KAJIAN PUSTAKA

Ivan Pavlov
Mula-mula teori conditioning ini dikembangkan oleh Plavov (1927) denagn melakukan percobaan terhadap anjing. Pada saat seekor anjing diberi makanan dan lampu, keluarlah respon anjing itu berupa keluarnya air liur. Demikian juga jika dalam pemberian makanan tersebut disertai dengan bel, air liur anjing juga keluar. Berkali-kali dilakukan perlakuan serupa, maka pada saat hanya bel atau lampu yang diberikan, anjing tersebut juga mengeluarkan air liur. Makanan yang diberikan oleh Pavlov disebut perangsang tak bersyarat (unconditioned stimulus), bersyarat (conditioned stimulus). - (Teori Belajar dan Pembelajaran, 2015)
Edwin Guthrie
Menurut Guthrie, stimulus tidak harus berbentuk kebutuhan biologis, karna hubungan antara stimulus dan respon cenderung bersifat sementara. Karena itu, diperlukan pemberian stimulus yang sering, agar hubungan itu menjadi lebih langgeng. Suatu respon akan lebih kuat dan menjadi kebiasaan bila respon tersebut berhubungan dengan berbagai macam stimulus. Setiap situasi belajar merupakan gabungan berbagai stimulus dan respon. Dalam situasi tertentu, banyak stimulus ynang berasosiasi dengan banyak respon. Asosiasi tersebut bisa jadi benar, namun dapat juga salah. Guthrie termasuk mempercayai bahwa hukuman memegang peran penting dalam prose belajar, sebab jika diberikan pada saat yang tepat akan mampu merubah kebiasaan seseorang. - (Teori Belajar dan Pembelajaran, 2015)

Thorndike
Menurut Thorndike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba-coba (trial adn error). Mencoba-coba dilakukan bila seseorang tidak tahu bagaimana harus memberikan respons atas sesuatu, kemungkinan akan ditemukan respons yang tepat berkaitan dengan masalah yang dihadapannya. - (Teori Belajar dan Pembelajaran, 2015)
DALIL
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖوَإِذَاقِيلَ انْشُزُوافَانْشُزُوا يَرْفَعِ  الله الذِيْنَ امَنُوا مِنـْكُمْ وَالّذِيْنَ اُوتُو الْعِلْمَ دَرَجَـتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْـمَلُـوْنَ خَـبِيْـر 
Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,"Berilah kelapangan didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan  memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah  kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat". Q.S Al-Mujadalah ayat 11

عْنْ اَنَسٍ اِبْنُ مَالِكٍ قَلَ قَالَ رَسُوْل الله صلى الله عليه وسلـم  طَلَبُ الْعِلْم فَرْيْضَةً عَلى كُلّ مُسْلِمٍ ووضِعً العِلْمِ عِنْدَ غَيْرُأهْلِهِ كَمُقِلِّدِ الْخَنَا زِيْرِ لْجَوْهَرَولَلؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ
Artinya  :
"Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah saw, bersabda: Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara, atau emas" HR.Ibnu Majah

تَعَلّمُواالعِلْمَ وَتَعَلّمُوْا لِلْعِلْمِ السّكِيْنَةَ وَالْوَقَا رَ وَتَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَتَعَلّمُوانَ مِنْهُ
Artinya :
     "Belajarlah kalian ilmu untuk ketentraman dan ketenangan serta rendah hatilah pada orang yang kamu belajar darinya". HR.At-Tabrani
















BAB Iv
PEMBAHASAN

A. BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Belajar,Ciri-Ciri Belajar dan Mengapa Belajar ?
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat.Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.Dalam The Guidance of Learning Activities W.H. Burton (1984) mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.Sementara Ernest R. Hilgard dalam Introduction to Psychology mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan kegiatan,reaksi terhadap lingkungan.
H.C. Witherington dalam Educational Psychology menjelaskan pengertian belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian. Sementara Gagne Berlinger mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.Harold Spears mengemukakan pengertian belajar dalam perspektifnya yang lebih detail. Menurut Spears belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan.
Singer (1968) mendefinisikan belajar mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap yang disebabkan praktik atau pengalaman yang sampai dalam situasi tertentu.Gagne (1997) pernah mengemukakan perspektifnya tentang belajar.Salah satu definisi belajar yang cukup sederhana namun mudah diingat adalah yang dikemukakan oleh Gagne :”Learning is relatively permanent change in behavior that result from past experience or purposeful instruction”.Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau direncanakan.Pengalaman diperoleh individu dalam interaksinyadengan lingkungan,baik yang tidak direncanakan maupun yang direncanakan,sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap.
Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya terkandung beberapa aspek.Aspek-aspek tersebut adalah:
a.) bertambahnya jumlah pengetahuan,
b.) adanya kemampuan mmengingat dan mereproduksi,
c.) ada penerapan pengetahuan,
d.)menyimpulkan makna,
e.) menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas,dan
f.) adanya perubahan sebagai pribadi.
Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan telah belajar kalau sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Dengan memahami kesimpulan di atas,setidaknya belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.) Adanya kemampuan baru atau perubahan.Perubahan tingkah laku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif),keterampilan (psikomotor),maupun nilai dan sikap (afektif).
b.) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja ,melainkan menetap atau dapat disimpan.
c.) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja,melainkan harus dengan usaha.Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
d.) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan,tidak karena kelelahan,penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Eksistensi manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial,meniscayakan dirinya untuk berusaha mengetahui sesuatu di luar dirinya,inilah yang kemudian dengan istilah belajar.
1. Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar adalah sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar sendiri secara individual (Percival & Ellington 1988).
Menurut AECT sumber belajar meliputi:
a.) Pesan, informasi yang akan disampaikan dalam bentuk ide fakta, makna dan data.
b.) Manusia, orang-orang yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan penyalur pesan.
c.) Material (media software dan hardware), perangkat lunak yang biasanya berisi pesan dan perangkat keras yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang terdapat dalam bahan.
d.) Teknik, prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan, peralatan, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan
e.) Lingkungan, lingkungan tempat pesan itu diterima oleh pembelajar.
Terdapat empat faktor yang berpengaruh terhadap sumber belajar yaitu:
a.) Faktor perkembangan teknologi
b.) Faktor nilai budaya setempat
c.) Faktor ekonomi
d.) Faktor pemakai
Belajar berbasis aneka sumber adalah suatu pendekatan belajar yang berorientasi pada siswa dengan menggunakan sumber belajar manusiawi dan non manusiawi secara oprimal (Percival & Ellington, 1988)
2. Pendekatan Pembelajaran
Pengertian Pendekatan, Strategi, dan Metode
Pendekatan pembelajaran adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya.Metode pembelajaran adalah bagian dari strategi, merupakan cara dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh, memberi latihan) isi pelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan-tahapan tertentu yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah cara sistematis yang dipilih dan digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan materi pembelajaran,sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu.Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan,cara pengorganisasian materi pembelajaran dan siswa,peralatan dan bahan,serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.Strategi pembelajaran ekspositori dan discovery merupakan contohnya.
Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangatlah penting. Bagaimana guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, sehingga pemelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Tidak ada satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua situasi dan kondisi yang berbeda walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, disusun berdasarkan karakteristik pembelajaran dan situasi kondisi yang dihadapinya. Beberapa prinsip yang tapat digunakan dalam memilih media pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.) Mengacu kepada tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran memberi arah tentang apa, bagaimana dan mengapa materi pelajaran harus disampaikan.
b.) Memperhatikan karakteristik siswa, apakah ia pasif, aktif, kritis, senang membaca, berani nernicara, pendengar yang baik dan sebagainya.
c.) Memperhatikan karakteristik materi pelajaran, apakah bidang eksak, non-eksak, materi berbentuk cerita seperti sejarah dan sebagainya.
d.) Mempertimbangkan alokasi waktu, apakah waktu cukup banyak untuk menerapkan metode yang kompleks
e.) Mempertimbangkan kegunaan, kelebihan, dan keterbatasan metode pembelajaran yang akan digunakan.
a.         Pendekatan Quantum
Pendekatan quantum teaching berupaya menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur-unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Dengan teori multiple intellegences-nya, Gardner mengemukakan sembilan kecerdasan yang patut di perhitungkan secara sungguh-sungguh sebagai cara berpikir yang penting. Kesembilan kecerdasan tersebut adalah:
a.) Kecerdasan lingusitik
b.) Kecerdasan logis-matematis
c.) Kecerdasan spasial
d.) Kecerdasan musikal
e.) Kecerdasan naturalis
f.) Kecerdasan kinestetik-jasmani
g.) Kecerdasan antarpribadi
h.) Kecerdasan intrapribadi (dalam diri sendiri)
i.) Kecerdasan eksistensialis

b.         Pendekatan E-Learning
Pendekatan E-Learningmerupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik, khususnya komputer.
c.         Pendekatan Belajar Aktif
Pendekatan belajar aktif adalah pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri.
d.         Pendekatan Belajar Kooperatif
Pendekatan belajar kooperatif menekankan pada aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok, mencari mteri pelajaran dan memecahkan masalah secara kolektif kolaboratif.
e.         Contextual Teaching Learning
Contextual teaching learning adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari, siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal dalam memecahkan masalah kehidupannya sebagai anggota masyarakat.
f.          Pendekatan Belajar Berbasis Masalah (problem based learning)
Pendekatan belajar berbasis masalah (problem based learning) adalah suatu pendekatan dimana masalah mengendalikan proses pembelajaran. Hal ini berarti sebelum pemelajar belajar, mereka diberikan umpan berupa masalah. Masalah diajukan agar pemelajar menyadari bahwa mereka harus mempelajari beberapa pengetahuan baru sebelum mereka memecahkan masalah tersebut.

B. Masalah-Masalah Belajar Internal dan Eksternal
        Masalah belajar internal adalah masalah-masalah yang timbul dari dalam diri siswa  atau faktor-faktor internal yang menimbulkan kekurangberesan siswa dalam belajar. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti berikut ini
a.) Kesehatan.
b.) Rasa aman.
c.) Faktor kemampuan intelektual
d.) Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri.
e.) Motivasi.
f.) Kematangan untuk belajar.
g.) Usia.
h.) Jenis kelamin.
i.) Latar belakang sosial.
j.) Kebiasaan belajar.
k.) Kemampuan mengingat.
l.) Kemampuan pengindraan seperti melihat, mendengar atau merasakan.

Masalah belajar eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luar diri siswa atau faktor-faktor eksternal yang menyebabkan kekurangberesan siswa dalam belajar. Faktor ekternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa, seperti berikut
a.) Kebersihan rumah.
b.) Udara yang panas.
c.) Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat.
d.) Alat-alat pelajaran yang tidak memadai.
e.) Lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah.
f.) Kualitas proses belajar mengajar.
1.) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa baik kndisi jasmani maupun rohani siswa. Adapun faktor internal dibedakan :
a.)        Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah sesuatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan jasmani seseorang. Faktor fisiologi yang dapat mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam.
1)         Tonus (kondisi) badan
Sehubungan dengan keadaan / kondisi jasmani tersebut,maka ada dua hal yang perlu diperhatikan,yaitu sebagai berikut:
·         Cukupnya nutrisi (nilai makanan dan gizi)
Tubuh yang kekurangan gizi makanan,akan mengakibatkan merosotnya kondisi jasmani. Sehingga menyebabkan seseorang dalam kegiatan belajarnya menjadi cepat lesu,mengantuk,dan tidak ada semangat untuk belajar.
·         Beberapa penyakit ringan yang diderita.

2)         Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu
Kegiatan belajar di sini adalah fungsi-fungsi panca indera,panca indera yang memegang perana penting dalam belajar adalah mata dan telinga.
b.)        Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan kejiwaan siswa.
1)         Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki anak untuk mencapai keberhasilan.
2)         Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk
sesuatu.
3)         Intelegensi
Intelegensi adalah kemapuan psiko-fisik untuk mereaksikan rangsangan ataumenyesuaikan diri dengan linngkungan dengan cara yang tepat.
4)         Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal manusia yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

2.) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah factor yang timbul dari luar diri siswa.
a.)        Faktor sosial
1)         Lingkungan keluarga
Orang tua,suasana rumah,kemampuan ekonomi keluarga dan latar belakang kebudayaan.
2)         Lingkungan guru
Interaksi guru dan murid,hubungan antar murid dan cara penyajian bahan
pelajaran.
3)         Lingkungan masyarakat
Teman bergaul,pola hidup lingkungan,kegiatan dalam masyarakat dan mass media.
             b.)       Faktor non-sosial
            1)         Sarana dan prasarana sekolah
                        Kurikulum,media pendidikan,keadaan gedung dan sarana belajar
            2)         Waktu belajar
            3)         Rumah
            4)         Alam

Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan langkah-langkah berikut ini.
  1. Mengidentifikasi adanya masalah belajar.
  2. Menelaah atau menetapkan status siswa.
  3. Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar.

B. Teori-Teori Belajar dan Penerapannya
A. Pengertian Teori Deskriptif dan Preskriptif
Reigeluth (1983 dalam degeng 1990) mengemukakan bahwa teori preskriptif adalah goal oriented,sedangkan teori deskritif adalah goal free.Maksudnya adalah teori pembelajaran preskriprif dimaksudkan untuk mencapai tujuan,sedangkan teori pembelajaran deskritif dimaksudkan untuk memberikan hasil.
- Contoh teori belajar deskritif  : Jika membuat rangkuman tentang isi buku teks               yang dibaca,maka retensi terhadap isi buku teks itu akan lebih baik.
- Contoh teori belajar preskriptif : Agar dapat mengingat isi buku teks yang dibaca secara lebih baik,maka bacalah isi buku tersebut berulang-ulang dan buatlah rangkumannya.

B. Teori Belajar Behavioristik
Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku,belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respons.Belajar tidaknya seseorang bergantung kepada faktor-faktor yang diberikan lingkungan.Beberapa ilmuwan yang termasuk pendiri sekaligus penganut behavioristik,antara lain adalahThorndike,Watson,Hull,Guthrie, dan Skinner.
1. Ivan P. Pavlov
Mula-mula teori conditioning ini dikembangkan oleh Plavov (1927) dengan melakukan percobaan terhadap anjing.Karena teori itu Pavlov dikenal dengan responded-conditioning atau teori classical conditioning.
Teori kondisiong Palvov dapat digambarkan sebagai berikut:
Makanan (US) + bel/lampu (CS)    à air liur (UR),dilakukan berulang-ulang
Bel/lampu (CS)                               à air liur (CR)
2. Edwin Guthrie
Teori conditioning Pavlov kemudian dikembangkan oleh Guthrie (1935-1942).Tiga metpde perubahan tingkah laku yang dikemukakannya adalah sebagai berikut: Metode respons,metode membosankan dan metode mengubah lingkungan.
3 Watson
            Dengan hal yang dapat diamati,menurut Watson akan dapat meramalkan perubahan apa yang akan terjadi pada siswa,dan hanya dengan cara demikianlah psikologi dan ilmu tentang belajar dapat disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain,seperti fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik.
C.Teori Kognitif
Menurut teori kognitif,belajar tidak sekedar melibatkan hubungann antara stimulus dan respons.Lebih dari itu,belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat koompleks.Pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya sangat menentukan hasil belajar.Termasuk ilmuwan dengan kategori teori kognitif adalah Gagne,Piaget,Ausubel dan Brunner.

D. Teori Humanistik

             Proses belajar dilakukan dengan memberikan kebebasan yang sebesar-besarnya kepada individu.Si belajar diharapkan dapat mengambil keputusannya sendiri dan bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang dipilihnya.Termasuk ilmuwan dengan kategori teori humanistik adalah Bloom dan Krathwohl, Kolb, Honey, Mumford, Habermas, Abrahman Maslow dan Carl Rogers.

E. Teori Kontruktivistik

Memahami belajar sebagai proses pembentukan (konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri.Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui dan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) kepada orang lain (siswa).



C. KONSEP DASAR

A. Pengertian dan Sejarah Konsep Dasar

Konsep model pembelajaran sebenarnya sudah lama dikembangkan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil, yaitu sejak tahun 1972. Semula konsep ini kurang mendapatkan perhatian dalam dunia pendidikan. Namun karena kegigihan kedua ahli tersebut lambat laun konsep ini menjadi “go internasional” dan berkembang luas diseluruh dunia. Perkembangan model pembelajaran sebagai suatu konsep saat ini diterima luas terutama di sebagian wilayah Amerika Serikat sendiri, di India dan juga di Indonesia.
Patut dicatat bahwa Indonesia secara resmi Kementrian Pendidikan Nasional baru mengadaptasi konsep ini pada tahun 2003 melalui publikasi Ismail (2003) berjudul Model-Model Pembelajaran yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (saat itu belum disebut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan).
Konsep awal model pembelajaran (model pengajaran, model of teaching) berangkat dari upaya pengembangan yang dilaksanakan oleh Joyce dan Weil. Menurut Susan S. Ellis (1979) sebenarnya konsep Joyce dan Weil ini berangkat dari hasil riset yang dilandasi adanya masalah seringkali terjadi ketidakcocokan antara gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa.Disamping itu, konsep ini juga berkembang akibat latar belakang kultur siswa di Amerika Serikat yang amat heterogen, yang acapkali menimbulkan kesulitan tersendiri terutama bagi guru sekolah dasar, yang beradapan pertama kali degan para novice learner (pemelajar mula) ini.
Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membangun kurikulum, untuk merancang bahan pembelajaran yang diperlukan serta untuk memandu pengajar didalam kelas atau pada situasi pembelajaran yang lain (1980). Fungsi penting dari model pembelajaran adalah untuk meningkatan keefektifan pmbelajaran dalam suatu atmosfer pembelajaran yang interaktif serta untuk memperbaiki bangunan kurikulum.

D. METODE PEMBELAJARAN
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalahseluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang seringkali juga terkait dengan pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan (Suyono dan Hariyanto, 2011). Metode pembelajaran sering rancu dengan teknik pembelajaran. Teknik pembelajaran identik dengan didaktik, sedangkan metode pembelajaran identik dengan metodik.
Asumsi dasar yang dipakai dalam pembahasan ini adalah bahwa tidak ada metode yang palig baik dan paling cocok bagi seluruh guru. Setiap metode bergantung kepada guru masing-masing. Jadi pada hakikatnya guru sendirilah metode pembelajaran itu. Tiap-tiap metode itu memiliki kekuatan dan kekurangan, kelemahannya masing-masing. Perlu juga dipahami bahwa penerapan setiap metode juga sangat bergantung  dengan tujuan pembelajaran yang akan diraih. Penerapan metode juga bergantung kepada ciri bahan ajar dan waktu yang dialokasikan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kecuali itu juga jelas bahwa setiap penerapan metode harus disesuaikan dengan perkembangan kemampuan dan perkembangan kedewasaan kejiwaan siswa.
Sebagai simpulan sementara, bahwa setiap penerapan atau pengunaan metode pembelajaran harus disesuaikan atau diadaptasikan dengan:
(1) kepribadian guru;
(2) tujuan pembelajaran;
(3) ciri bahan pembelajaran;
(4) alokasi waktu yang disediakan dalam RPP atau kurikulum;
(5) perkembangan kemampuan siswa
(6) psikologi siswa.

B. Metode Pembelajaran yang Berpusat kepada Guru (Teacher-Centered Methods)
1. MetodeCeramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan pemberian informasi secara lisan/verbal dari seorang pembicara didepan sekelompok pengunjung. Dalam pembelajaran tentu saja pembicara disini adalah seorang guru, sedangkan pengunjungnya adalah peserta didik. Metode ceramah akan efektif bila peserta didik sudah termotivasi, oleh sebab itu guru harus membuat semacam prakondisi agar siswa duduk tenang dahulu sebelum ceramah berlangsung. Dalam hal ini ceramah akan menjadi menarik jika guru, pembicara, mampu membuat semacam ilustrasi dalam bentuk kata-kata.
Metode ceramah juga akan efektif bila guru ignin menambah atau memberi penekanan terhadap materi yang sudah dipelajari dengan menggunakan metode yang lain. Metode ceramah juga amat efektif pada saat guru melaksanakan apersepsi pada pembukaan pembelajaran atau melaksanakan refleksi pada akhir pembelajaran.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam pelaksanaan metode ceramah, antara lain adalah:
(!) Persiapkan pembelajaran sehingga dapat berlangsung ceramah yang lancar dan baik;
(2) Selidiki apakah metode ceramah merupakan metode yang tepat untuk situasi pembelajaran tersebut, baik materinya, maupun pendengaranya dan sebagainya;
(3) Persiapkan catatan kecil tentang materi apa saja yang akan diceramahkan;
(4) Saat ceramah berlangsung berbicara dengan jelas dan runtut, jangan seperti orang yang sedang berpidato, tetap berusaha berkeliling kelas, dan atur sikap tubuh sedemikian rupa agar memperoleh perhatian murid;
(5) Bila mengajukan pertanyaan jangan takut jika kelas menjadi hening, ini menunjukkan perhatian siswa.
Dalam metode ceramah, apalagi dalam metode tanya-jawab, pendengar (audience) diberikan kesempatan untuk bertanya. Antara metode ceramah dengan tanya jawab dalam pembelajaran boleh dikatakan tidak dapat dipisahkan, hanya aksentuasi dan durasinya yang menentukan. Pada metode ceramah maka kegiatan ceramah mendominasi, misalnya menggunakan 2/3 waktu yang digunakan, sisanya 1/3 bagian waktu, disediakan untuk tanya-jawab. Dapat juga sesekali suatu ceramah disisipi pertanyaan yang memerlukan jawaban singkat kepada pendengar. Sebaliknya pada penerapan metode tanya-jawab, waktu didominasi oleh pertanyaan terarah, sama, misalnya dalam 2/3 waktu yang tersedia, sedangkan sisa 1/3 bagian waktu digunakan untuk ceramah.
2. Metode Tanya-Jawab/Pertanyaan Terarah
Metode tanya jawab ini banyak memotivasi guru untuk mempersiapkan pembelajaran sebaik mungkin, guru paham bahwa tanya-jawab akan berlangsung menarik jika guru benar-benar kompeten dan menguasai materi pembelajaran. Disamping itu, dengan seringnya menggunakan metode ini, keakraban anatara guru dengan siswa akan terjalin baik, tentu saja sepanjang hal-hal yang diungkap diatas dipenuhi oleh guru.
Berdasarkan paparan diatas dapat disampaikan beberapa keunggulan dan kekurangan metode tanya-jawab sebagai berikut:
Keunggulannya:
- dibanding metode ceramah lebih punya potensi untuk mengembangkan pembelajaran aktif;
- jika guru pandai bertanya, siswa mampu mendapatkan pemerolehan konsep secara utuh;
- memuaskan rasa kuriositas siswa;
- mengembangkan sikap inkuiri siswa;
- tidak memakan waktu karena kendali waktu sepenuhnya berada ditangan guru.

Kekurangannya:
- tidak semua guru memiliki keterampilan bertanya dalam mengarahkan atau memandu siswa untuk memperoleh konsep;
- guru harus lebih siap, jika tidak kemungkinan besar akan timbul kelenyapan;
- guru dapat terjerumus ke arah sikap otoriter karena kendali sepenuhnya berada ditangannya;
- tidak dapat deterapkan pada materi yang baru sama sekali atau tidak ada kaitanya dengan bahan ajar sebelumnya.
3. Metode Demonstrasi
Berdasarkan berbagai pengalaman penerapan metode demonstrasi, keunggulan dan kelemahan metode ini antara lain adalah:
Keunggulannya:
- fokus perhatian siswa dapat lebih diarahkan pada hal-hal yang penting untuk dipelajari;
- siswa dapat memperoleh keterampilan proses sains jika mampu mengamati demonstrasi dengan cermat dan memperhatikan sepenuhnya langkah-langkah pembelajaran oleh guru;
- dapat mengurangi kesalahan yang mungkin diperbuat oleh siswa ketimbang hanya membaca atau mendengarkan penjelasan oleh guru;
- sejumlah masalah yang menimbulkan berbagai pertanyaan, secara tidak langsung akan terjawab pada saat siswa mengamati praktik demonstrasi.
Kelemahannya:
- time consuming, sehingga memerlukan waktu yang banyak;
- harus diikuti oleh kegiatan yang memungkinkan siswa mencoba sendiri;
- demonstrasi sering kali tidak bermakna jika tidak dilaksanakan pada tempat yang sebenarnya;
- dalam hal tertentu dapat terjadi memerlukan biaya yang besar, misal untuk pengadaan alat atau bahan-bahan habis pakai.

4. Metode Tugas Membaca Terstruktur
Metode ini tidak pernah berdiri sendiri, dilaksanakan di sekolah dan dapat dilaksanakan didalam kelas atau diperpustakaan. Biasanya dilaksanakan pada awal pembelajaran sebelum dilanjutkan dengan implementasi metode lain, misalnya ceramah, tanya-jawab, diskusi atau bahkan mungkin demonstrasi atau eksperimen. Dengan begitu metode ini tidak dapat dinilai kelemahan dan kekuatannya, karena amat bergantung kepada penerapan metode lain yang mengikutinya.
Pada pelaksanaannya, guru mula-mula menugasi siswa untuk membaca suatu wacana atau suatu prosedur langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan oleh guru, petunjuk atau suatu proses untuk melakuakn suatu praktikum dilaboratorium dalam kaitan eksperimen oleh siswa.
Mengingat penerapan metode ini secara keseleruhan memerlukan waktu, hendaknya jangan diterapkan jika jam pelajaran tersedia pendek, sehingga guru lebih leluasa memberikan penjelasan dan penguatan di sana-sini.

5. Metode Karyawisata
Metode karyawisata (field trip) disebut pula metode widyawisata, metode studi ekskursi (excursion study), seperti pada namanya menggabungkan antara kegiatan studi dan rekreasi, tamasya (ekskursi). Manfaat utama dari penerapan metode ini adalah para pemeljara memperoleh pengalaman langsung dengan melihat langsung berbagai proses, fenomena yang terjadi di lokasi studi. Misalnya ke pabrik-pabrik atau perusahaan, perkebunan, yang berada diluar kota dan lain-lain.
Keunggulannya:
- siswa mendapat penjelasan langsung tentang suatu proses atau fenomena dan tangan pertama;
- jika kegiatan ekskursi seimbang dengan kegiatan studi akan memberikan penyegaran kepada siswa sehingga lebih mudah menerima penjelasan atau keterangan tentang sesuatu;
- peserta didik dapat memperoleh penetahuan dan pengalaman-pengalaman baru;
- peserta didik memperoleh tambahan informasi yang berguna dari guide yang memandunya.
Kelemahannya:
- sering terjebak dan terlena dengan kegiatan tamasyanya daripada studinya;
- seringkali memerlukan biaya relatif mahal, apa lagi jika tujuannya jauh di luar kota;
- memerlukan pengawasan yang ketat agar jangan sampai ada peserta yang tertinggal;
- persiapannya melibatkan banyak pihak, misal guru yang bertugas mengawasi kesehatan siswa.
6. Metode Presentasi Berbasis Media
Metode ini pada hakikatnya juga tidak pernah berdiri sendiri. Seringkali digabungkan dengan metode ceramah, terkadang dengan metode tanya-jawab, atau metode diskusi. Dalam hal ini di samping harus tersedia natebook (laptop) dan LCD (Liquid Crystal Display), pada daerah-daerah tertentu yang jauh dari kota besar masih digunakan plastik transparan dan OHP, sekarang sudah amat jarang, dan tentu saja catu daya listrik.
Hal yang penting dipahami guru adalah bahwa setiap slide power point seharusnya memuat hanya esensi konsep. Tidak boleh semua konsep, definisi contoh-contoh dan sebagainya ditulis dalam satu slide power point. Ini bukan pembelajaran membaca untuk guru. Disamping itu akan terlihat bahwa sebenarnya guru kurang menguasai konsepnya.
7. Metode Pelatihan (Drill)
Implementasi metode ini juga tidak pernah berdiri sendiri. Biasanya dilaksanakan pada pertengahan guru mengajar. Dapat diawali dengan metode ceramah untuk menekankan butir-butir penting dan apersepsi kepada siswa, atau tanya-jawab yang membimbing dan mengarahkan siswa kearah materi yang akan dilatihkan. Latihan menuliskan kata-kata dengan benar, dilanjutkan menuliskan kalimat dengan benar. Selanjutnya dapat dilakukan diskusi atau tanya-jawab lebih lanjut dengan murid. Pada akhir pembelajaran guru melakukan refleksi bersama siswa tentang apa-apa yang sudah cukup dan masih kurang sehingga perlu dikembangkan dan dilatih lebih lanjut.

C. Metode Pembelajaran yang Berpusat kepada Siswa (Student-Centered Methods)
1. Metode Diskusi dan Berbagai Variasinya
Kata diskusi berasal dari bahasa latin discussio, discussum, atau discuss yang maknanya memeriksa, memperbincangkan, mempecakapkan, pertukaran pikiran, atau memahas. Bahasa inggrisnya discussion. Diskusi didefinisikan sebagai poses bertukar pikiran anatar dua orang atau lebih tentang sesuatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu. Atau dapat juga didefinisikan iskusi adalah pertukaran pikiran antara dua orang atau lebih yang bertujuan memperoleh kesamaan pandang tentang sesuatu masalah yang dirasakan bersama.
Dalam pembelajaran umumnya diskusi terdiri dari dua macam, dikusi kelas dan diskusi kelompok. Diskusi kelas umumnya dipimpin oleh guru sehingga sebenarnya metode ini termasuk dalam strategi pembelajaran berbasis guru. Sebelum diskusi dimulai guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya tentang cara-cara memecahkannya. Selanjutnya sesuai dengan jumlah siswa yang ada serta jumlah jam yang tersedia guru membentuk kelompok-kelompok diskusi.
Selama diskusi berlangsung guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, mengamati jalannya diskusi, keaktifan siswa, arah diskusi dan sebagainya., menjaga ketertiban agar tidak terlalu gaduh karena akan mengganggu kelas yang lain, jika perlu memberikan dorongan dan sedikit bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif, sehingga diskusi berjalan lancar.
Manfaat dari penyelenggaraan diskusi kelompok saperti itu antara lain adalah:
(1) untuk membuat sesuatu masalah lebih menarik;
(2) untuk membantu peserta didik terbiasa mengemukakan pendapatnya;
(3) untuk lebih mengenal dan mendalami suatu masalah;
(4) untuk menggali pendapat peserta didik yang tidak suka berbicara, pemalu, atau jarang berbicara.
Keunggulan penerapan metode diskusi antara lain:
- memberikan peluang untuk saling mengemukakan pendapat;
- menimbulkan suasana demokratis dalam kelas;
- guru bebas memberikan banjuan jika diperlukan;
- memupuk rasa percaya diri siswa;
- memperkuat rasa kesatuan.
Adapun kelemahannya antara lain:
- sukar diterapkan pada kelompok yang besar;
- sulit bagi anak-anak yang tidak terbiasa atau sukar bicara;
- mudah terjerumus ke hal-hal yang diluar konteks diskusi;
- memerlukan pemimpin atau ketua kelompok yang terampil.
2. Metode Riset Pustaka
Metode ini merupakan metode yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar sekolah. Diluar sekolah misalnya di perpustakaan umum milik pemerintah provinsi atau pemerintah kota/kabupaten atau perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi. Metode ini hanya cocok bagi siswa SMA/SMK dan mahasiswa perguruan tinggi yang latar belakang kepemilikan konsepnya sudah cukup jelas, serta secara garis besar, sudah menerima pembelajaran tentang metode ilmiah. Guru/dosen dapat memberi tugas membaca untuk lebih mendalami berbagai aspek melalui kajian pustaka.
Keunggulan metode ini antara lain:
- meningkatkan apresiasi dan kebiasaan siswa/mahasiswa tentang pentingnya membaca;
- siswa/mahasiswa terbiasa membandingkan pemikiran para ahli dari berbagai sumber acuan;
- dengan wawasan yang lebih luas, kebiasaan mencontek akan lebih berkurang
Kelemahan metode ini, antara lain:
- memakan waktu yang lama;
- kadang-kadang koleksi perpustakaan yang dituju kurang atau tidak lengkap;
- tidak semua bahan ajar dikembangkan dengan riset pustaka.
3. Metode Simulasi (Bermain Peran/Role Playing dan Sosiodrama)
Simulasi artinya peniruan terhadap sesuatu, artinya buka sesuatu yang terjadi sesungguhnya. Dengan demikian orang yang bermain drama atau memerankan sesuatu adalah orang yang sedang menirukan atau membuat simulasi tentang sesuatu. Dalam pembelajaran suatu simulasi dilakukan dengan tujuan agar peserta didik memperoleh keterampilan tertentu, baik yang bersifat profesional maupun yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.
Keunggulan metode ini antara lain;
- menyenangkan, sehingga mendorong partisipasi aktif siswa;
- mampu memvisualkan hal-hal yang bersifat abstrak;
- kurang memerlukan keterampilan komunikasi yang rumit;
Kelemahan metode ini antara lain:
- memerlukan waktu yang panjang;
- menuntut imajinasi baik dari guru maupun siswa;
- sampai saat ini validitas sebagai metode pembelajaran masih banyak dipertanyakan.


4. Metode Belajar dengan Bantuan Komputer (CAI,Computer AssistedLearning)
                Metode ini menggunakan media berupa notebook (laptop) atau seperangkat computer lengkap dengan CPU, keyboard, monitor dan printer atau flashdisk bila tidak ingin melaksanakan pencetakan (print out) di tempat.
Keuntungan penerapan metode ini meliputi:
- Praktis dan meneyenangkan bagi siswa,karena terbiasa menggunakan alat pembelajaran berteknologi tinggi yang cepat diakses dibandingkan dengan pencarian data di perpustakaan;
- Lebih menghemat waktu;
- Memungkinkan tersedia banyak sumber layanan,apalagi jika para siswa sudah menguasai bahasa inggris;
Kelemahannya:
- Guru harus siap benar;
- Siswa harus diberi arahan benar-benar bahwa tujuannya belajar,dan bukan mencari situs-situs yang kurang pantas dilihat;
- Untuk wilayah-wilayah terpencil (remote) yang jauhh dari pusat kota sulit diterapkan.
5. Metode Karya Kelompok
             Tujuan metode ini adalah untuk menyelesaikan suatu tugas atau projek,melalui kerja sama antara kelompok-kelompok. Jika tugas itu tidak terlalu memakan waktu yang banyak,dapat dilakukan di dalam sekolah.Namun, biasanya tugas itu adalah tugas yang cukup kompleks dan memerlukan berbagai sumber yang justru tersedia di luar sekolah.Oleh sebab itu penyelesaiannya juga memerlukan perbincangan kelompok di luar sekolah.
Kekuatan implementasi metode ini meliputi:
- Baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok,siswa akan terdorong untuk mempraktikan pembelajaran aktif;
- Siswa akan merasa lebih tertantang untuk menyelesaikan tugasnya;
- Membiasakan siswa menggunakan berbagai sumber yang tersedia di  luar sekolah;
- Hubungan antar siswa akan lebih terjalin.
Kelemahan metode ini:
- Memakan waktu yang lama;
- Jika projek terlalu sukar ada kemungkinan tidak dapat selesai pada waktunya;
- Di luar sekolah guru sulit mengamati dinamika kelompok.
6. Metode Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan oleh guru dapat bersifat tugas individual maupun kelompok,dapat dilaksanakan di dalam kelas,di luar kelas maupun di luar sekolah bergantung jenis dan waktu yang diperlukan untuk penyelesaian tugas.
Keunggulan implementasi metode pemberian tugas ini antara lain:
- Pembelajaran akan terasa kontekstual;
- Dengan melaksanakan tugas,siswa dapat memperdalam pengetahuan,konsep,dan pemikiran para ahli dibandingkan dengan apa-apa yang yang sudah diterimanya dari guru;
Kelemahan implementasi metode pemberian tugas ini antara lain:
- Dinamika diskusi kelompok pelaksanaan tugas di luar sekolah tidak dapat diamati oleh guru;
- Bila tidak dirancang dengan baik atau tugas terlalu sulit dan tidak relevan,dapat terjadi tugas tidak dapat terpenuhi.
7. Metode Eksperimen
Metode ini amat terkait dengan pendekatan inkuri dan penemuan.Namun tentu saja kita tidak dapat mengharapkan hadirnya hokum-hukum baru atau teori baru dari kegiatan eksperimen yang dilakukan oleh para siswa.
Keunggulan penerapan metode eksperimen:
- Meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk mampu memecahkan masalah sendiri;
- Meningkatkan sikap skeptic siswa dan sikap ilmiah pada umumnya;
- Memudahkan siswa dalam memahami konsep ilmiah karena mengalami sendiri.



Kelemahan metode ini:
- Tidak setiap bidang studi memberikan keleluasaan penerapan metode ekperimen;
- Tidak semua guru mampu membimbing pelaksanaan metode eksperimen;
- Pada level sekolah yang lebih tinggi memerlukan penguasaan pemelajar terhadap ilmu statistika.

D. Metode Pembelajaran Langsung ( Direct Instruction,DI)
Direct Instruction (DI) disebut juga Directive Instruction  atau Explicit Instruction, jika melihat kentalnya latar psikologis dan pedagogis dapat disebut pendekatan pembelajaran langsung,namun bila melihat adanya sintaks yang harus dilakukan guru memang terlihat kemenonjolannya sebagai metode pembelajaran. Sintaks adalah urutan langkah-langkah pembelajaran,secara umum sintaks didefinasikan sebagai suatu system yang teratur atau berurutan.
Metode pembelajaran ini pada hakikatnya berlandaskan strategi pembelajaran berbasis guru,namun amat mengakomodasikan terciptanya pembelajaran siswa aktif. Pada implementasinya metode ini tetap berpusat kepada guru tetapi meminta keaktifan siswa. Siswa bertanggung jawab pada pembelajaran,di bawah pengawasan dan tanggung jawab guru (teacher directed).
Sementara itu terdapat 3 komponen dasar yang menjadi pilar pengajaran langsung.Tiga pilar itu adalah :
·         Rencana program
·         Organisasi pengajaran
·         Interaksi guru atau siswa

Rencana program berkaitan antara lain:
a.       Analisis yang cermat terhadap isi kurikulum
b.      Komunikasi yang jelas dan tegas
c.       Format pengajaran yang jelas,antara lain perlu perencanaan terperinci tentang apa-apa yang akan dilaksanakan atau diterangkan oleh guru dan respons macam apa yang diharapkan muncul dari para siswa.
d.      Urutan keterampilan (sequencing skills) yang harus diajarkan oleh guru.
e.       Organisasi langkah-langkah pembelajaran.

Organisasi pengajaran berpusat kepada hal-hal seperti:
a.       Pengelompokan siswa dalam pembelajaran
b.      Waktu pembelajaran
c.       Penilaian yang kontinyu
Interaksi guru-murid difokuskan kepada:
a.       Partisipasi siswa seacara aktif
b.      Pemberian tanggapan yang serantak bersama-sama
c.       Pemberian sinyal
d.      Laju pembelajaran (pacing) meningkatkan keaktifan siswa dan menyesuaikan dengan langkah pembelajaran guru.
e.       Mengajar agar siswa  menguasai benar-benar kompetensi dasar yang dituju
f.       Koreksi terhadap kesalahan
g.      Motivai meningkatkan motivasi siswa dengan pencapaian sukses siswa yang gemilang.
Sementara itu Arends (1997:67) seperti yang banyak diacu di Indonesia, berpendapat bahwa sintaks Direct instruction adalah sebagai berikut :
·         Merumuskan tujuan pembelajaran dan menyiapkan siswa untuk siap belajar
·         Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
·         Menyediakan latihan terbimbing
·         Mengontrol pemahaman dan memberikan umpan balik
·         Menyiapkan latihan yang diperluas dan transfer ke dalam situasi yang lebih kompleks dan kehidupan nyata.
Terkait dengan kesuksesan DI ini ada hal yang perlu dicamkan dan disepakati bersama bahwa :
·         Pada praktiknya tetap tidak ada satu metode tunggal pun yang paling baik.Penggunaan variasi berbagai metode pembelajaran berdasar sejumlah besar penyelidikan kan membantu efektivitas pembelajaran.
·         Pelaksanaan DI tidaklah mudah,guru harus siap benar, siap konsep, siap melakukan pembimbingan tahap, siap melakukan pengajaran langsung ulang.Sekolah juga harus menyediakan berbagai fasilitas yang menunjang DI.
·         Kritik pokok DI adalah terhadap implementasi pembelajaran berbasis penemuan(discovery learning), karena faktanya pembelajaran semacam ini justru kurang efektif dalam mengembangkan keterampilan siswa dalam menguasai konsep sains.
·         Berdasar hal tersebut jenis-jenis pembelajaran yang melibatkan diskusi kelompok kecil seperti pembelajaran kooperatif tidak termasuk fokus kritik DI ini.
E. Jenis-Jenis Metode Pembelajaran dan Penerapannya
a.       Metode proyek,yaitu metode yang bertitik tolakdari suatu masalah,kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara komprehensif dan bermakna.
b.      Metode eksperimen,yaitu metode yang mengedepankan aktivitas percobaan,sehingga siswa mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
c.       Metode tugas atau resitasi,yaitu guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
d.      Metode diskusi,yaitu siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
e.       Metode sosiodrama,yaitu siswa mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
f.       Metode demonstrasi,mengedepankan peragaan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses,situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari,baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
g.      Metode problem solving,mengedepankan metode berpikir untuk menyelesaikan masalah dan dukung dengan data-data yang ditemukan.
h.      Metode karya wisata,mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau mengunjungi objek-objek lainnya sesuai dengan kepentingan pembelajaran.
i.        Metode Tanya-jawab,menggunakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh para siswa.
j.        Metode latihan,untuk menanamkan sesuatu yang baik atau menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.  
k.      Metode ceramah,merupakan metode tradisional karena sejak lama metode ini digunakan oleh para pengajar.Metode ini memiliki fungsi yang penting untuk membangun komunikasi antara pengajar dan pembelajar.

Pada awal abad XXI ini masing-masing pihak telah menyadari  bahwa semuanya bermanfaat bergantung pada kondisi pembelajaran dan sifat bahan ajar.Jadi yang penting ada keseimbangan antar praktik pembelajaran berbasis guru (teacher-centered) dan praktik pembelajaran berbasis siswa (learner-centered).

Dalam teori fungsionalistik yang di jelaskan di atas. Kami menggunakan penjelasan dari metode dan definisi teori fungsionalistik, sebagai acuan dalam membuat soal yang kami gunakan untuk mewawancarai narasumber dalam kegiatan observasi yang kami lakukan pada tanggal 21Oktober 2016 bertempat di SMPN 5 Banjarbaru.
Kuisioner untuk memenuhi tugas observasi fungsionalistik dominan.
Nama Sekolah             : SMA NEGERI 1 Banjarbaru
Nama Narasumber      : Eko Sanyoto S.Pd
   Wahyu Areta Sari S.Pd

Pewawancara              : Annisa Aprilia Al Rasyid 15.21.0131

Dwita Darmawati 15.21.0092



1. Metode apa yang paling sering digunakan ketika mengajar ?
2. Meetode apa yang digunakan untuk menghadapi murid yang kurang perhatian(nakal) dalam pembelajaran ?
3. Bagaimana pemilihan media pembelajaran yang tepat agar dapat memunculkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran ?

Hasil wawancara
Jawaban bapak Eko Sanyoto S.Pd
1. Anak-anak harus memahami konsep karena konsep ini akan saling bersinambungan.Metode yang paling sering digunakan menggunakan metode diskusi,menyampaikan menyampaikan informasi terkadang juga menggunakan penugasan yaitupenugasan yang terstruktur yang mana mengarah pada konsep itu.
2. Melalui pendekatan,dan sebelum pembelajaran membuat kesepakatan di kelas dan mengajak mereka diskusi mengenai apa yang kurang mereka mengerti dalam pelajaran.
3. Menggunakan media pembelajaran IT,LCD,dsb.tergantung materi.Apabila pemaparan  menggunakan media IT,konsep yang berkaitan harus diamati medianya praktek di lab.

Jawaban Ibu Wahyu Areta Sari S.Pd
1. Metode kombinasi karena kita tidak bias menggunakan satu metode saja dalam pembelajaran di kelas.yaitu menggunakan metode ceramah,metode tanya jawab dan metode kolaboratif.
2. Melalui pendekatan personal,pendekatan secara pribadi denag mencari tahu masalahnya,memanggil anak dan melakukan tanya jawab secara komperhensif lalu diberikan nasehat dan saran lalu dilihat perubahannya bila mengulang lagi sampe 3 kali akan diserahkan ke guru BK.
3. Media beragam sesuai kebutuhan dan sesuai materi.Menggunakan media secara audio dan visual.Yang paling sering media menggunakan media power point,media kaset/CD,internet dan social media.

BAB V
KESIMPULAN
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan maka sebagai calon pengajar tentu harus memahami konsep dasar dari belajar serta juga memahami strategi dan metode belajar. Metode tersebut dapat kita sesuaikan dengan materi yang akan kita sampaikan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan tertarik dan memahami materi yang kita sampaikan Dalam metode pembelajaran, terdapat beberapa tujuan yang dapat kita gunakan sebagai motivasi untuk diri kita dalam menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum.
Dari beberapa metode pembelajaran berpusat kepada guru, berdasarkan wawancara kepada narasumber metode yang paling sering di gunakan adalah metode ceramah dan tanya-jawab. Karna metode ini sangat mudah untuk menerapkannya dalam kegiatan ajar mengajar. Dan dengan metode tanya-jawab memacu siswa agar menjadi lebih aktif, percaya diri untuk mengemukakan pendapat dan agar siswa menjadi lebih terbuka.
Adapun cara untuk mengatasi siswa yang bermasalah dapat menggunakan metode pendekatan personal yang mana metode ini akan mengorek latar belakang siswa dan penyebab dari permasalahan yang siswa miliki. Dan dengan metode ini siswa akan terbantu dalam mencari jalan keluar  untuk menyelesaikan masalah yang siswa hadapi.

Daftar Pustaka
Siregar, Eveline dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit Galia Indonesia, 2015.
Suyono dan Hariyanto, Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015.
Budiningsih, Asri, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2004.
Deporter, Bobbi, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Penerbit Kaifa, 2003.
Jhonson, Elaine B, Contextual Teaching Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar dan Mengajar Mengasyikkan. Bandung: Penerbit MLC, 2007.
Bruce, J., Weil, Marsha and Calhoun Emily, Models of Teaching: Eight Edition. New Jersey: Pearson Education Inc, 2009.
Carin, Arthur, Teaching Modern Science, Seventh Edition. Ohio: Merril an Imprint of Prentice Hall, 1997.
Gardner, H, Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence). Batam: Interaksara, 2003.
Biehler, R dan Snowman, J, Psychologi Applied to Teaching. Boston: Houghton Mifflin Company, 1993.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1996.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar